Sebagai salah-satu daerah yang rawan bencana longsor, Pemkab Lumajang terus membangun kesadaran warganya untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengelola lingkungan dengan baik.
Salah-satunya adalah wilayah Kecamatan Tempursari yang berpotensi longsor dengan ancaman terhadap keselamatan jiwa masyarakat sangat tinggi. Hal ini disebabkan, wilayah perbukitan yang rawan longsor tepat berada di atas wilayah pemukiman yang dihuni ratusan Kepala Keluarga.
Kondisi itu diakui oleh Yoga Pratomo Camat Tempursari ketika dikonfirmasi Sentral FM, Jumat (26/12/2014). Ia mengatakan, ada sejumlah titik rawan longsor di wilayah Kecamatan Tempursari.
“Di perbukitan Desa Kaliuling ini sesuai hasil penelitian dari instansi terkait, termasuk BNPB dan BPBD Provinsi Jatim, memang dikategorikan rawan longsor. Ada ratusan KK yang bermukim di bawah perbukitan yang bisa terdampak ketika bencana longsor terjadi,” katanya.
Untuk itu, BNPB, BPBD Provinsi Jatim dan BPBD Kabupaten Lumajang, telah melakukan pemasangan alat deteksi longsor yang integrated dengan perangkat EWS atau Early Warning Sistem berupa sirine tanda bencana.
“Selain Desa Kaliuling, maish ada lagi perbukitan rawan longsor di Desa Pundungsari. Di sana, ada sejumlah Dusun yang memang berlokasi di areal perbukitan. Namun, di Desa Pundungsari belum dipasang alat detektor longsor dan EWS,” ujarnya.
Untuk kemungkinan adanya potensi retakan tanah di perbukitan, Yoga Pratomo menyatakan, sejauh ini belum ditemukan dan pihaknya berharap hal itu tidak ditemukan, mengingat potensi bahayanya sangat tinggi.
“Sebagai upaya antisipasi dan kesiap-siagaan, kami selalu mewanti-wanti msyarakat agar melakukan penghijauan. Alhamdulillah, warga di wilayah Kecamatan Tempursari tidak ada yang membiarkan lahannya terbengkalai. Pasti ditanami pohon sengon, cengkeh dan pohon poduktif lainnya sebagai penahan potensi longsor,” demikian pungkas Yoga Pratomo. (her/nif/ipg)
Teks Foto :
– Yoga Pratomo Camat Tempursari.
Foto : Sentral FM
NOW ON AIR SSFM 100
