Hingga kini banjir masih merendam beberapa wilayah di Kabupaten Aceh Tamiang dan Kabupaten Bandung, kata Sutopo Purwo Nugroho Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB.
Ribuan masyarakat masih mengungsi. Banjir di Kabupaten Aceh Tamiang terjadi sejak Jumat (19/12/2014) pukul 24.00 WIB menggenangi 8 kecamatan yaitu Kecamatan Tamiang Hulu, Tenggulun, Karang Baru, Mayakpait, Kejuruan Muda, Bendahara, Rantau, dan Serui. Banjir menyebabkan 2.370 rumah terendam dan sekitar 7.000 Kepala Keluarga (KK) terdampak banjir sehingga mengungsi ke balai-balai pengajian dan tenda pengungsi. Tinggi banjir 40 – 150 cm.
BPBD Kabupaten Aceh Tamiang sudah melakukan evakuasi, pendataan, dan mendirikan 11 tenda pengungsian. BPBD bersama Dinas Sosial mendirikan dapur umum. Dinas Kesehatan memberikan pelayanan kesehatan. Tidak ada korban, dan kebutuhan mendesak adalah bantuan permakanan, selimut, dan pakaian.
Sedangkan banjir akibat luapan Sungai Citarum sejak Kamis (18/12/2014), kata Sutopo, hingga saat ini sudah mulai surut dibandingkan sebelumnya. Namun beberapa wilayah masih terendam banjir. Sekitar 5.000 rumah terendam banjir setinggi 100-200 cm. Sebanyak 1.932 KK atau 6.642 jiwa masing mengungsi.Pengungsi berasal dari Kec Baleendah (523 KK/2.033 jiwa), Dayeuhkolot (660 KK/2.002 jiwa), Bojongsoang (367 KK/1.287 jiwa), Kutawaringin (29 KK/108 jiwa), dan Ketapang (194 KK/555 jiwa), dan Cicalengka (159 KK/657 jiwa).
BPBD Jawa Barat, BPBD Kabupaten Bandung bersama TNI, Polri, Tagana, PMI, Basarnas, SKPD, NGO dan masyarakat melakukan penanganan darurat. Bantuan logistik telah disalurkan kepada pengungsi. Kebutuhan mendesak adalah permakanan, selimut, pakaian, obat-obatan, susu anak, dan lainnya. Masyarakat di daerah tersebut sudah terbiasa dengan banjir akibat luapan Sungai Citarum. Hampir setiap tahun masyarakat terendam banjir.(faz/ipg)