Naiknya nilai tukar dolar terhadap rupiah berdampak terhadap harga jual kedelai di pasaran, terutama komoditi impor.
Dari pantauan Sentral FM, Kamis (18/12/2014), harga kedela impor di pasaran Lumajang naik relative tajam dari yang biasanya Rp7.500 perkilogram, saat ini menembus harga Rp8.200 perkilogramnya. Padahal, komoditi kedelai ini menjadi bahan baku utama untuk produksi tahu dan tempe yang banyak dikonsumsi masyarakat.
Selama ini, para pengerajin tahu lebih memilih untuk menggunakan kedelai impor sebagai bahan baku produksinya, lantaran hasilnya lebih padat dan kenyal.
”Kalau menggunakan kedelai lokal, hasilnya tidak sebagus kalau menggunakan bahan baku kedelai impor,” kata Syamsul Hadi, pengerajin tahu di Desa Kunir Lor, Kecamatan Kunir.
Menyangkut kondisi ini, Paiman Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Lumajang menyampaikan, pihaknya berharap ada upaya dari pemerintah untuk menstabilisasi harga di pasaran dengan intervensi pusat.
“Hanya saja, untuk kedelai yang menjadi bahan baku tahu dan tempe, kita berharap pengerajin menggunakan komoditi lokal yang harganya bersaing. Apalagi, November kemarin, kedelai lokal sudah panen raya dengan jumlah komoditi yang melimpah di pasaran. Harganya jauh dibawah harga kedelai impor,” ujarnya.
Stabilisasi harga berbagai komoditi pertanian di pasaran, lanjut Paiman, sejak beberapa bulan lalu telah disampaikan kepada Presiden RI Joko Widodo melalui surat As’at Malik Wakil Bupati Lumajang.
Dalam suratnya, pemerintah pusat diharapkan melakukan intervensi, agar harga berbagai komoditi hasil panen raya di daerah tidak anjlok ketika jumlah stoknya melimpah.
“Tidak hanya untuk kedelai saja. Ini berlaku untuk setiap komoditi, baik beras, sampai komoditi oprtikultural, seperti pisang dan salak Pronojiwo. Kalau panen raya, harganya cenderung jatuh di pasaran. Hal ini yang membuat petani sedikit kecewa. Untuk itu, kita mendorong agar berbagai instansi dilibatkan untuk menstabilkan mekanisme pasar. Terutama, keterlibatan Bulog untuk hasil pertanian dan bantuan alat pengolah pasca panen untuk komoditi hortikultura,” ujar Paiman mengakhiri. (her)
Teks Foto :
– Paiman Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Lumajang.
Foto : Sentral FM.