Hujan deras yang setiap hari mengguyur wilayah Kabupaten Lumajang membawa dampak bencana tersendiri. Bencana yang terjadi adalah aliran lhar dingin di seluruh Daerah Aliran Sungai (DAS) di kaki Gunung Semeru.
Terjangan aliran lahar dingin yang membawa material pasir, bebatuan dan lumpur ini meluncur deras di DAS Semeru dan membahayakan jika ada masyarakat yang beraktivitas di sana.
“Untuk itu, kami meminta agar warga meningkatkan kewaspadaannya. Terutama bagi mereka yang beraktivitas menambang pasir di DAS Semeru. Diantaranya, DAS Besut Sat, DAS Besuk Kembar, DAS Kali Rejali, DAS Kali Glidik, DAS Kalimujur dan DAS Kalipancing,” kata Purwanto, SH Sekretaris BPBD Kabupaten Lumajang kepada Sentral FM, Rabu (17/12/2014).
Kewaspadaan ini, disebabkan aliran lahar sudah mulai meluncur ketika kawasan puncak Semeru diguyur hujan dengan intensitas tinggi. Terjangan lahar dingin ini seperti yang terjadi, Selasa (16/12/2014) sore hingga malam. Dimana, diawali hujan lebat selama beberapa jam yang disusul aliran lahar dingin meluncur memenuhi penampang DAS.
“Aliran lahar dingin kemarin, terjadi mulai pukul 15.30 hingga pukul 18.00. Seluruh DAS di kaki Semeru penuh dengan aliran lahar dingin yang membawa material bebatuan, pasir dan lumpur ini. Ketinggian aliran lahar ini brvariasi, antara 1,5 meter sampai 2 meter. Namun, masyarakat di sepanjang DAS Semeru sudah paham dengan fenomena ini. Bahkan. penambang pasir sudah menghentikan kegiatannya sebelum lahar dingin menerjang,” paparnya.
Meski demikian, masyarakat dihimpau untuk terus meningkatkan kewaspadaannya karena bahaya sekundur Semeru ini berpotensi membahayakan. Hal itu sesuai dengan rekomendasi dari PVMBG (Pusat Vulkanologi, Mitigasi dan Bencana Geologi) yang menyampaikan bahwa tumpukan material di puncak Gunung Semeru sangat besar debitnya.
Endapan material vulkanik di puncak Semeru yang berbentuk kubah lava sudah mencapai 4 juta metrik ton. Belum lagi endapan bekas aliran lava pijar yang menumpuk di sepanjang bukaan di sisi tenggara.
“Ketika diguyur hujan dengan intensitas tinggi, material ini akan meluncur turun dengan debit yang sangat besar. Namun, material ini ketika sudah turun memenuhi DAS Semeru akan berubah menjadi berkah, karena menjadi bahan tambang untuk material bangunan,” demikian pungkas Purwanto. (her/rst)
Teks Foto :
– Purwanto, SH Sekretaris BPBD Kabupaten Lumajang.
– Potret DAS (Daerah Aliran Sungai) di kaki Gunung Semeru.
Foto : Sentral FM.