Sabtu, 23 November 2024
Antisipasi Bencana Gunung Lemongan

BPBD Lumajang Dokumentasikan Peta Rekontijensi

Laporan oleh Sentral FM Lumajang
Bagikan

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang sesuai instruksi dari BPBD Jatim saat ini mempersiapkan dokumen rekontijensi bencana Gunung Lemongan. Dimana, gunung dengan ketinggian 1.651 meter diatas permukaan laut (mdpl) yang terletak di perbatasan 3 Kecamatan wilayah utara Kabupaten Lumajang, yakni Klakah, Randuagung dan Ranuyoso itu diprediksi akan memasuki siklus bencana.

Gunung berapi aktif yang memiliki 60 puncak serta menjadi bagian dari Pegunungan Tengger dan Kelompok Pegunungan Iyang-Argopuro yang dikelilingi 27 maar yang garis tengahnya berkisar antara 150 meter sampai 700 meter ini, menjadi perhatian serius BPBD Provinsi Jatim akan potensi bencana yang dimungkinkan terjadi.

Selanjutnya, BPBD Kabupaten Lumajang diinstruksikan membuat dokumen peta rekontijensi bencana di Gunung yang dikenal memiliki puncak dengan julukan Tarub tersebut. Hal ini disampaikan Hendro Wahyono Kabid Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang kepada Sentral FM, Selasa (16/12/2014).

“BPBD Jatim telah menginstruksikan kami di BPBD Kabupaten Lumajang untuk membuat dokumen rekontijensi bencana Gunung Lemongan. Ini telah disampaikan Kepala BPBD Jatim Sudharmawan dalam kegiatan Gladi Posko di Lumajang, beberapa waklu lalu. Instruksi itu juga dipertegas ketiga kegiatan di Madiun beberapa waktu lalu,” katanya.

Pasalnya, selama ini untuk peta rekontijensi Gunung Lemongan tidak pernah dibuat pemetaan dan dokumentasinya. Karena, selama ini BPBD Kabupaten Lumaajng bersama instansi terkait terus memfokuskan diri dengan pembuatan rekontijensi bencana Gunung Semeru yang dinilai penting dan segera dilakukan mengingat potensi bencananya yang sangat besar.

“Namun, BPBD Jatim mengingatkan bahwa siklus erupsi Gunung Lemongan sesuai data yang ada, termasuk data pengamatan kebencanaan di PVMBG dikhawatiorkan terjadi. Pasalnya, pada akhir abad Ke-20, Gunung Lemongan yang berjenis strato volcano dengan kawah berbentuk danau-danau ini, pernah meletus dasyat,” bebernya.

Indikasi terjadinya aktivitas Gunung Lemongan, lanjut Hendro wahyono, juga telah ditunjukkan dalam berbagai peristiwa, seperti kegempaan yang membuat rumah warga retak beberapa waktu lalu. “Namun sejauh ini dari data keiatan seismik yang terpantau di Pos Pengamatan Guhnung Meja, masih aman-aman saja,” ujarnya.

Jika terjadi letusan di Gunung Lemongan, maka potensi bencana yang terjadi akan sangat membahayakan keselamatan jiwa masyarakat di sekitarnya. Sebab, masyarakat permukim dekat dengan kawah berupa danau atau ranu, yang tersebar di lereng-lereng Gunung Lemongan. Baik, di Ranu Klakah, Ranu Bedali, Ranu Pakis, Ranu Wurung yang sejumlah ranu lainnya.

“Jarak permukiman dengan kawah yang berbentuk danau sangat dekat. Untuk itu, perlu dibuat dokumen rekontijensi bencana sebagai sebuah gambaran untuk penanganan ketika bencana sewaktu-waktu terjadi. Tidak hanya untuk keselamatan manusia saja, hewan ternak juga akan didatakan potensi jumlahnya,” demikian pungkas Hendro Wahyono. (her/ipg)

Teks Foto :
– Gunung Lemongan.
Foto : Sentral FM

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs