Di musim hujan bencana yang sering terjadi di antaranya angin puting-beliung, banjir, dan longsor.
Ketiga bencana ini juga kerap terjadi menimpa 12 wilayah Kecamatan di Kabupaten Lumajang. Hingga, BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) pun meningkatkan kewaspadaannya untuk kesiap-siagaan menghadapi potensi bencana yang dimungkinkan terjadi sewaktu-waktu.
Hendro Wahyono Kabid Pencegahan, Kesiap-siagaan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang kepada Sentral FM, Jumat (28/11/2014), mengatakan bahwa saa ini statusnya kewaspadaan bencana saja.
“Kami belum menetapkan status siaga bencana puting-beliung, banjir dan longsor. Karena kami harus menunggu perintah dari BPBD Jatim yang kemudian nantinya diajukan kepada Bupati Lumajang untuk ditetapkan status siaganya,” katanya.
Meski baru berstatus waspada, namun dipastikan oleh Hendro Wahyono, kesiagaan BPBD Kabupaten Lumajang mengantisipasi segala potensi bencana tidak jauh berbeda dengan status siaga.
“Sebab, perbedaannya hanya pada pendirian posko aju bencana yang ditempatkan di wilayah rawan bencana saja. Kalau setiap harinya, kami rutin siaga mako dengan terus memantau segala perkembangan maupun informasi kebencanaan di 21 wilayah kecamatan,” ungkapnya.
Bahkan, Tim Reaksi Cepat Bencana (TRC) BPBD Kabupaten Luamjang bersama Tim SAR dan relawan bencana sewaktu-waktu bisa dimobilisasi ke lokasi bencana.
Hendro Wahyono juga menjelaskan, untuk potensi bencana puting-beliung, banjir dan longsor rawan terjadi di 12 wilayah Kecamatan. Untuk putting-beliung rawan terjadi di wilayah pegunungan, seperti Pasirian, Candiuro, Senduro, Kota Lumajang, Sukodono dan lainnya.
Sedangkan, untuk bencana banjir berpotensi di sepanjang aliran DAS (Daerah Aliran Sungai) di kaki gunung Semeru. Diantaranya Sungai Kaliglidik, Kali Rejali,. Besuk Sat, Besuk Kembar, Besuk Bang, Kali Mujur dan Kalipancing.
“Namun untuk banjir genangan rawan terjadi di DAS Sungai Bondoyudo yang membelah wilayah Kecamatan Rowokangkung dan Jatiroto. Banjir genangan ini kita tangani dengan upaya evakuasi jika sampai terjadi. Kita sudah mempersiapkan tim dengan peralatan perahu karetnya,” urainya.
Untuk potensi bencana longsor, yng paling rawan di sepanajng jalur lintas selatan penghubung Lumajang menuju Malang. Selain itu, di wilayah Kecamatan Pronojiwo, Kecamatan Tempursari, Desa Argosari, Kecamatan Senduro dan Kecamatan Ranuyoso.
“Ada titik rawan longsor yang juga membahayakan pemukiman warga di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro yang sudah ditangani dengan Balai Brantas yang kemudian dianggarkan untuk dibangun plengsengan permanen 2015 mendatang,” demikian pungkas Hendro Wahyono. (her/ipg)
Teks Foto :
– Hendro Wahyono Kabid Pencegahan, Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang.
Foto : Sentral FM