Jumat, 22 November 2024

Teknologi dan Kurangnya Nilai Bahasa Geser Minat Baca Buku

Laporan oleh Triono
Bagikan
Ilustrasi

Rendahnya minat membaca lewat buku cetak dan e-book saat ini, merupakan suatu persoalan. Dikarenakan kemajuan teknologi yang semakin canggih, membuat kecenderungan membaca, menjadi malas bersentuhan dengan yang namanya buku.

Hal ini dibenarkan Kresnayana Yahya CEO Enciety Business Consult, karena orang yang berlama-lama di depan layar gadgetnya tujuannya belum tentu membaca.

“Sayangnya, perhatian membaca buku ini tersaingi oleh media sosial. Kalau dulu membaca buku sudah menjadi bagian dari tujuan membaca, seperti pendalaman, abstraksi berfikir, menikmati sebuah cerita, tapi ada orang yang berjam-jam di depan internet belum tentu membaca,” kata Kresnayana Yahya saat diwawancarai Radio Suara Surabaya, Jumat (14/11/2014).

Selain itu, buku pelajaran dari anak SD saat ini terutama kelas 1 hingga kelas 3, kekuatan berbahasanya sangat sulit dipahami oleh anak-anak.

“Kalau saya baca, bahasa Indonesianya memang belum dilalui dengan proses logika yang cukup. Bahasa Indonesianya ditulis dengan penulis yang ilmunya terlalu tinggi, sehingga minat baca pada anak jadi rendah,” tambahnya.

Saat ditanya mengenai nilai-nilai bahasa Indonesia pada buku-buku yang beredar saat ini, Kresna menjawab memang sangat sulit untuk dimengerti karena banyaknya penulis-penulis pemula dan menerjemahkan buku-buku dari bahasa asing dengan kurang tepat.

“Ada yang menerjemahkan buku-buku dari bahasa asing seperti melalui google translate. Pada saat yang sama kemampuan bahasa guru-guru kita juga terbatas,” lanjutnya.

Menurut data yang dikemukakan Kresnayana, tiap tahun di Indonesia lahir 4,5 juta anak dan hingga saat ini, anak yang ada di lingkungan sekolah ada sekitar 77 juta anak mulai Paud hingga Universitas. Sehingga, kalau 77 juta manusia ini membeli 1 buku dalam sebulan, bisa menjadi jaminan bahwa tingkat literasinya bertambah.

“Untuk mengatasinya, paling tidak kita beli satu buku tiap sebulan atau baca koran tiap harinya dengan cermat, agar dapat meningkatkan dan menambah kosakata bahasa Indonesia kita.,” imbuhnya.(ono/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs