Menjelang diberlakukannya MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN), potensi investasi di berbagai sektor yang akan berdatangan, sulit terbendung. Sebagai bukti, di sisa waktu beberapa bulan terakhir menjelang Pasar Bebas ASEAN ini diberlakukan, para investor dari mancanegara sudah mulai melakukan penjajakan untuk menanamkan investasinya di Kabupaten Lumajang.
Salah-satunya adalah investor asal China dan Korea Selatan (Korsel) yang melirik untuk menanamkan investasinya dalam bidang industri perkayuan. Saat ini, investor yang tertarik dalam bisnis ini, masih dalam tahap penjajakan. Hal itu diungkapkan Ismail, SH Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Lumajang, Selasa (4/11/2014).
Kepada Sentral FM, Ismail mengungkapkan bahwa, investor tertarik untuk mengembangkan industri perkayuan karena bahan baku yang melimpah dan sektor tenaga kerja yang memadai di Kabupaten Lumajang.
“Terlebih pasar atau market hasil industri perkayuan di negara-negara ASEAN bahkan Asia terbuka lebar. Khususnya di ASEAN nantinya produk industrinya akan lebih mudah di pasarkan,” kata Ismail.
Penjajakan yang disampaikan investor kepada Disnakertrans ini, masih kata Ismail, terutama menyangkut potensi tenaga kerja yang akan dipakai dalam industri yang akan dibangun. Sebab, investor yang membidik peluang usaha perkayuan ini akan membangun industri skala besar.
“Untuk tenaga kerja, pada dasarnya siap. Karena, potensi tenaga kerja di Kabupaten Lumajang yang siap untuk dikaryakan, mencapai 14 ribu orang. Apalagi, mantan pekerja di PT HM Sampoerna yang potensial, juga masih bisa dilatih untuk industri lainnya,” ungkap Ismail.
Melihat mulai datangnya investor yang membiding sektor industri di Kabupaten Lumajang menghadapi MEA 2015 mendatang, lanjut Ismail, pihaknya akan mulai mempersiapkan SDM terlatih dan juga siap untuk dikaryakan.
“Caranya, kita melakukan perbagai pelatihan dan berbagai macam kegiatan lainnya. Yang jelas, SDM harus siap dan berkualitas. Ini tantangan yang harus dihadapi dan tidak boleh dianggap enteng. Apalagi, persaingan tenaga kerja ketika MEA diberlakukan nnati akan terjadi secara bebas,” jlentrehnya.
Tidak hanya itu saja, permasalahan keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 juga menjadi perhatian tersendiri dari jajaran Disnakertrans Kabupaten Lumajang guna ditingkatkan kualitasnya.
“Saat ini, setiap hari ada 70 angkatan kerja yang terus mendapatkan pembinaan K3 di setiap perusahaan di Kabupaten Lumajang. Sebab biasanya di pasar bebas nanti masalah keselamatan dan kesehatan kerja menjadi faktor utama yang akan menjadi ukuran. Disamping maslaah pembinaan pengupahan dan pembinan lingkungan kerjanya,” pungkas Ismail. (her/ipg)
Teks Foto :
– Ismail, SH Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Lumajang.
Foto : Sentral FM