Radikalisme Bukan Produk Islam

Syaikh Abdurrahman As-Sudais, Imam Besar Masjidil Haram Makkah, menegaskan Arab Saudi selama ini sering menjadi korban propaganda barat, yang menganggap radikalisme itu produk Islam dan Arab Saudi.

”Ini pemikiran yang keliru, dan harus diluruskan. Kalau dibiarkan orang yang tidak memahami Islam, akan menganggap propaganda barat itu sebuah pembenaran,” ungkapnya.

Pernyataan imam besar masjid suci di kota Makkah itu disampaikan pada saat seminar berlangsung. “Nilai moderat dalam Al-Qur’an dan hadits serta penerapannya pada zaman modern di Arab Aaudi dan Indonesia,” katanya.

Seminar sehari yang berlangsung di Hotel Shangri-La Jakarta, Selasa (28/10/ 2014), diselenggarakan oleh Universitas Islam Negeri Madinah, bekerja sama dengan Universitas Negeri Makassar, dan dibuka oleh Zulkifli Hasan Ketua MPR RI.

Abdurrahman juga menyampaikan salam dan ucapan selamat dari raja Arab Saudi Abdullah Bin Abdul Azis kepada Presiden Indonesia yang baru Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Kata imam yang bersuara merdu itu, Arab Saudi tidak mentolerir sekecil apapun bentuk radikalisme dan terorisme yang bercokol di bumi arab.

“Ini sudah menjadi komitmen pemerintah kami,” kata Abdurrahman.

Karena dia memandang tepat seminar tentang islam moderat diselenggarakan di Indonesia, yang jumlah penduduk muslimnya terbesar.

Islam agama yang rahmatan lil ‘alamin, memberi kadamaian bagi umat manusia. Sebab itu radikalisme dan terorisme, bertentangan dengan ajaran islam. Terorisme adalah sebuah kejahatan yang berlawan dengan Al-Qur’an dan hadits.

Zulkifli Hasan Ketua MPR RI dalam sambutannya, menyambut baik diselenggarakannya seminar tentang pandangan Islam terhadap radikalisme, sehingga dapat merubah pemikiran yang keliru terhadap Islam.

Dengan ilmu pengetahuan dan pemahan, ajaran Islam dengan berbagai kekerasan itu bisa dihilangkan.(jos/nif/ipg)

Teks foto:
– Syeikh Abdurrahman As-Sudais, saat berbicara dengan wartawan, didampingi Zulkifli Hasan Ketua MPR RI.
Foto : Jose suarasurabaya.net