Aksi Teaterikal Warnai Sumpah Pemuda di Surabaya

Sejak sekitar pukul 11.00 wib, kawasan depan Grahadi diwarnai munculnya aksi berbagai elemen masyarakat dna mahasiswa memperingati Sumpah Pemuda 28 Oktober. Satu di antaranya aksi Seniman Surabaya mengkritisi penegakan hukum di negeri ini yang masih kacau.

Mengenakan pakaian putih, serta mencoreng wajah mereka dengan warna putih pula, aksi teaterikal yang ditampilkan Seniman Surabaya yang dimotori Taufik Monyong menampilkan penegakan hukum di Indonesia yang amburadul. Kasus Bank Century satu di antaranya.

Membawa seekor ayam, Taufik kemudian memotong-motong ayam menjadi beberapa bagian, dan kemudian dibagi-bagikan kepada orang-orang berpakaian putih. “Ini simbol bahwa pemerintahan hariini masih berbagai-bagi kekuasaan,” kata Taufik.

Kejahatan Kerah Putih, lanjut Taufik masih terjadi di Indonesia. “Bertepatan dengan Sumpah Pemuda, kami ingin menegaskan bahwa penegakan hukum dinegeri ini masih amburadul. Dan kami sebagai pemuda ingin ikut menegakkan hukum itu,” tegas Taufik usai berteaterikal.

Sebelumnya, elemen mahasiswa menggelar aksi di tempat yang sama dengan menyampaikan isu bahwa pemerintah saat ini harus berani memberantas korupsi yang dilakukan oleh Kerah Putih dan tidak membiarkan perpecahan terjadi di negeri tercinta.

“Pemerintah hari ini harus bisa menghindarkan perpecahan di antara sesama anak bangsa. Pemeringah janga hanya membagi-bagikan kekuasaannya, tanpa memperhatikan persatuan dan kesatuan bangsa. Ini tugas penting yang pernah diperjuangakan generasi muda saat Sumpah Pemuda dibacakan,” terang Piput koordinator aksi.

Menjelang pukul 13.25 wib, masih di depan Grahadi Jl. Gubernur Suryo, Komunitas Difabel Surabaya menggelar aksi menyambut peringatan Sumpah Pemuda, dengan meneriakkan isu tentang hak-hak kaum difabel yang hingga saat ini masih belum terakomodir.(tok/ipg)