Sabtu, 23 November 2024

Harga Cabai Masih Pedas, Pemprov Jatim Andalkan Panen Raya

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Khofifah Gubernur Jatim dan Drajat Irawan Kepala Disperindag Jatim saat memantau harga cabai merosot pada Mei 2019 kemarin. Foto: Istimewa

Rata-rata harga cabai rawit di Jawa Timur meningkat 1,63 persen. Dari Rp74.325 per kilogram pada Senin (29/7/2019) kemarin, menjadi Rp75.537 per kilogram pada hari ini, Selasa (30/7/2019).

Ini sesuai data yang dilansir Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) Pemprov Jatim, sampai Selasa sore pukul 15.00 WIB.

Harga cabai rawit tertinggi ditemukan di Kabupaten Lumajang. Harganya mencapai Rp85 ribu per kilogram sampai Selasa sore. Sementara di Ngawi Rp84.667 per kilogram, dan Kota Pasuruan Rp83 ribu per kilogram.

Berdasarkan data dari sistem yang sama, harga rata-rata cabai di sejumlah pasar di Surabaya saat ini Rp76.400 per kilogram. Tidak berubah dari harga rata-rata cabai pada hari sebelumnya.

Drajat Irawan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim mengatakan, kenaikan harga cabai di Jatim akibat minimnya stok cabai dari petani.

“Sentra utama produsen cabai rawit di Jawa Timur belum memasuki masa panen. Karena itu harga di pasaran meningkat cukup signifikan,” kata Drajat di Surabaya.

Sentra utama produsen cabai rawit di Jawa Timur antara lain di Kabupaten Blitar, Kabupaten Kediri, Kabupaten Malang, Tuban, Sampang, dan Pamekasan.

Drajat mengatakan, saat ini yang sedang beredar di pasaran adalah cabai dari Kabupaten Malang. Sebagian lainnya, berasal dari Banyuwangi.

Disperindag Jatim, kata Drajat, tidak bisa berbuat banyak untuk menstabilkan harga cabai. Cuma bisa menunggu panen raya tiba yang dia perkirakan sekitar Agustus atau September mendatang.

Begitu panen, dia optimistis, harga cabai kembali normal. Selanjutnya, kata dia, perlu ada pengaturan masa tanam supaya suplai cabai rawit di Jatim tetap terjaga.

“Karena cabai ini disimpan juga tidak tahan terlalu lama. Antara lima sampai enam hari sudah busuk. Makanya masa tanamnya perlu diatur,” ujarnya.

Hadi Sulistyo Kepala Dinas Pertanian Jatim membenarkan, meningkatnya harga cabai karena hasil panen cabai pada Juni dan Juli mengalami penurunan.

Stok cabai merosot mulai Juni. Jumlah cabai di Jawa Timur pada saat itu 23.437 ton, lalu pada Juli hanya 17.353 ton. Padahal, stok cabai rawit sempat melimpah pada April dan Mei lalu.

Hadi menyebutkan, hasil panen cabai rawit pada April mencapai 77.171 ton, sedangkan Mei 32.136 ton. “April-Mei harganya turun, karena suplainya banyak demand-nya enggak ada. Nah Juni-Juli ini sisa-sisa kemarin (April-Mei),” kata Hadi.

Senada dengan Drajat, Hadi memperkirakan panen cabai di sentra utama produksi cabai akan terjadi pada Agustus. Dinas Pertanian menghitung, panen pada Agustus akan menghasilkan 25.666 ton cabai rawit.(den/iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs