Sabtu, 23 November 2024

Petani Tebu Berharap Jokowi Tak Lupa Janji Sejahterakan Petani

Laporan oleh Sentral FM Lumajang
Bagikan

Petani Gula di Kabupaten Lumajang meminta Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang baru dilantik hari ini, Senin (20/10/2014), bersama pasangannya Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), agar tidak melupakan janjinya untuk menyelamatkan masa depan mereka.

Pasalnya, saat ini kondisi pergulaan tengah carut-marut atas rendahnya harga gula. Bahkan, petani tebu berencana membuang gula mereka ke jalanan sebagai bentuk protesnya.

Budhi Susilo selaku Sekretaris Himpunan Petani Tebu Rakyat (HPTR) kepada wartawan mengatakan, penting bagi pemerintahan Jokowi-JK untuk memperhatikan lagi petani tebu. Hal ini sesuai janji Jokowi sendiri yang sempat menemui para petani gula di tapal kuda ketika berkunjung ke PG Semboro di Jember, beberapa waktu lalu.

“Kita berharap pemerintahan Jokowi-JK memperhatikan hal ini. Sebab, saat ini petani gula, khususnya di Kabupaten Lumajang tengah menjerit. Hal ini disebabkan rendahnya harga gula di bawah patokan HPP yang ditetapkan pemerintah senilai Rp. 8.500 perkilogramnya dari sebelumnya Rp. 8.250 perkilogramnya. Akibatnya, 6 ribu ton gula hasil produksi petani sejauh ini tidak dijual dan menumpuk di beberapa lokasi,” katanya.

Hal itu dipicu, dalam proses lelang di PTPN XI, peserta lelang tidak ada yang berani membeli sesuai dengan HPP. Sehingga gula hasil produksi PTPN XI tidak terjual. Sampai akhirnya petani tebu sepakat tidak menjual gula jika harganya tidak sesuai dengan HPP yang ditetapkan pemerintah.

Selanjutnya, Pabrik Gula (PG) Jatiroto pun melakukan upaya untuk duduk bersama membicarakan hal ini, melalui Forum Temu Kemitraan (FTK) bersama Dinas Perkebunan dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), pada 15 Oktober lalu. Hasilnya, pertemuan itu menghasilkan bahwa gula petani tidak akan dijual di bawah harga Rp 8.250 per kilogram dengan segala risiko dan konsekwensinya.

Rencana lainnya, HPTR akan menggelar protes melibatkan ratusan petani di Kabupaten Lumajang, Rabu (22/10/2014) depan. Tujuannya, untuk mengingatkan pemerintah dan berbagai pihak yang terlibat dalam tata niaga gula, untuk lebih memperhatikan nasib petani. “Kini kami hanya bisa berharap Presiden Jokowi ingat dengan janji mensejahterakan petani tebu. Termasuk tidak lagi impor gula lagi,” paparnya.

Sementara itu dari informasi lainnya yang dihimpun Sentral FM, dengan tidak dijualnya gula milik petani, berakibat menumpuknya gula di gudang PG Jatiroto. Para petani meminta PG Jatiroto melakukan penyimpanan gula hingga seluruh gula bisa di lelang.

Sebelumnya, 3 Oktober, lelang gagal dilakukan karena gula PG Jatiroto tidak ada yang menawar. Petani memprediksi investor tidak menawar karena gula PG Jatiroto menumpuk hingga 5.500 ribu ton. Termasuk adanya penyebab lain, sehingga tidak satupun investor menawar gula yang dilelang PG Jatiroto. (her/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs