Sabtu, 23 November 2024

Jamaah Haji Indonesia Selesai Lakukan Lempar Jumrah Pertama

Laporan oleh Wakhid Muqodam
Bagikan

Jamaah haji asal Indonesia Sabtu (4/10/2014) sekitar pukul 03.00 waktu setempat mulai melaksanakan lempar jumrah. Pelaksanaan dilakukan pagi hari karena pimpinan rombongan jamaah menganggap suasana masih sepi sehingga memudahkan jamaah untuk melaksanakannya.

KH Zainuri Pembimbing Haji Embarkasi Surabaya mengatakan, saat lempar jumrah yang dilaksanakan pagi tadi, bisa dibilang jamaah masih sedikit. Banyak jamaah haji yang belum kembali ke Mina, sehingga tadi amat sangat sepi dan jamah asal Indonesia bisa melempar secara leluasa serta melempar dengan sepuasnya.

“Jamaah haji asal Indonesia khususnya kloter Surabaya memilih lempar jumrah pagi hari karena masih sepi sehingga memudahkan untuk melaksanakannya. Jamaah bisa segera melepas ihram, karena setelah melempar jumrah kita diperbolehkan tahallul awal dan bisa melepas kain ihram kita,” kata KH Zainuri kepada Budi Leksono reporter Suara Surabaya Media, yang berada di Arab Saudi, Sabtu (4/10/2014).

Dia menambahkan, dengan dilepasnya kain ikhrom, maka hilang larangan-larangan ikhrom, kecuali hubungan suami istri. Setelah jamaah melakukan tawaf dan sa’i ifadhah baru semua halal bagi jamaah haji.

Pada tanggal 11, 12, 13 Dzulhijah, kata KH Zainuri, jamaah akan melaksanakan lempar jumrah setelah shalat Dhuhur. Namun biasanya jamaah melaksanakan setelah shalat Ashar. “Alasannya tidak terlalu panas, Insyaallah agak sepi, setelah shalat Subuh kita melempar yang terakhir kali,” ujarnya.

Setelah lempar jumrah rombongan jamaah haji menunggu jemputan kembali ke Makkah untuk menyempurnakan ibadah haji, dengan tawaf dan sa’i ifadhah. Jika telah melaksanakan, maka selesai sudah ibada Haji, dan orang tersebut berhak menyandang haji dan saat itu dianjurkan untuk tahallul tsani tanpa mencukur rambut.

Sementara itu, seperti yang dilaporkan Budi Leksono reporter Suara Surabaya Media, saat jamaah melakukan wukuf suhu di sana sangat panas. Tenda yang digunakan sangat sederhana dan tidak ada AC maupun kipas angin, sehingga jamaah banyak yang duduk-duduk di luar tenda. Sempat ada komplain soal katering dan air minum. Jumlah yang diberikan tidak sesuai dengan jumlah jamaah.

Misalnya di kloter 16 Surabaya, jumlah jamaah 450 tapi hanya diberi konsumsi sekitar 350. Sehingga kemarin ada ketua kloter yang protes. Selain itu karena suhu yang panas, ada beberapa jamaah yang mengalami dehidrasi. Bahkan sampai ada yang harus di infus dan mendapatkan perawatan di tenda medis. (wak/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs