Organisasi Konferensi Islam harus memprakarsai penyatuan kalender Islam. Ini dilakukan supaya tidak ada perbedaan hari besar Islam terutama Idul Adha.
Demikian ditegaskan professor Jimly Asshiddiqie ketua Badan Pembina Yayasan Pesantren Islam Al Azhar menyikapi adanya perbedaan hari raya Idul Adha di Indonesia.
“Saya sarankan OKI, harus mengambil prakarsa untuk membahas mengenai kemungkinan penyatuan kalender Islam,” ujar Jimly usai menjadi Khotib shalat Idul Adha di Masjid Agung Al Azhar Jakarta Selatan, Sabtu (4/10/2014).
Tetapi sebelum ada penyatuan kalender Islam yang diprakarsai OKI, lebih baik saling menghormati antara keputusan NU maupun Muhammadiyah atau madzab Ulil Amri.
“Semua itu (NU,Muhammadiyah) yang membedakan kan caranya saja. Tetapi semuanya semata-mata untuk mengabdi kepada Allah. Jadi gak usah bertengkar. Kita harus membangun kebiasaan toleransi dalam beragama,” jelasnya.
Jimly mengatakan, yang menjadi patokan memang masjidil haram. Jangan sampai masjidil haram sudah idul adha tetapi Indonesia dua hari kemudian baru merayakannya.(faz/ipg)