Rabu, 27 November 2024

Agar Go International, Penampilan Pudak dan Jenang akan Diubah

Laporan oleh Fatkhurohman Taufik
Bagikan
Ilustrasi, jenang : Foto : fajarghofari

Pemerintah Provinsi Jatim akan bentuk tim yang membantu para Usaha Kecil Menengah (UKM) bisa berdaya dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2015 mendatang. Tim ini berisi gabungan instansi mulai dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi dan UMKM, Badan Penanaman Modal, serta beberapa instansi lainnya.

“Tim ini yang nantinya akan berkeliling mencari produk UKM supaya bisa berdaya,” kata Soekarwo, seusai melaunching Hari Jadi Provinsi Jawa Timur sekaligus membuka Pekan Olahraga dan Seni daerah Korpri, Jumat (3/10/2014).

Dia mencontohkan, beberapa jajanan khas Jawa Timur yang cukup terkenal akan rasanya harus segera melakukan penyesuaian minimal packagingnya harus diubah sehingga bisa diterima pasar global.

Jajanan Pudak asli Gresik yang cukup terkenal kelezatannya misalnya, harus diubah tampilan dan ukurannya. “Pudak itu kan enak, tapi jika melihat ukurannya yang terlalu besar kan orang jadi ragu beli. Coba ukurannya diperkecil,” kata dia.

Dengan porsi yang lebih kecil, Pakde Karwo optimis masyarakat global akan lebih tertarik, apalagi masyarakat saat ini tidak lagi mencari kenyang dengan makan pudak. Pudak dibeli murni karena rasa bukan karena sebagai makanan berat pengganti nasi.

Contoh lainnya adalah jajanan khas Madiun berupa jenang dan madu mongso. Saat ini, jenang dan madu mongso sangat lengket sehingga orang menjadi malas membuka.

“Jenang dan madu mongso itu juga enak, tapi kalau dibuka kan lengket di bungkus, kalau dimakan juga lengket di mulut. Untuk hadapi MEA ini mungkin perlu difikirkan bagaimana tetap enak tapi praktis dan menarik,” ujarnya.

Sebagai upaya menghadapi MAE, Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebenarnya juga telah menggandeng beberapa negara untuk melakukan pelatihan UMKM. Pelatihan dengan Jerman, Jepang, serta beberapa negara maju lainnya juga terus dilakukan guna meningkatkan skill dan keterampilan pelaku UMKM di Jawa Timur.

Di dunia pendidikan, pemerintah juga terus memperbanyak jumlah SMK Mini. Untuk tahun ini saja setidaknya ada 70 SMK mini yang didirikan. “Di SMK mini ini diajarkan bagaimana memenuhi tenaga kerja global. Misalnya pendidikan las tidak cukup hanya mengelas pagar, tapi bagaimana bisa mengelas kapal,” kata dia.

Pakde Karwo berharap, kalaupun belum bisa menguasai pasar global, produk UMKM diharapkan bisa menguasai pasar Indonesia.

Dari data yang ada, produk dari Jawa Timur saat ini telah menguasai 31,9 persen pasar Indonesia. Ditargetkan pada tahun depan penguasaan produk bisa meningkat hingga 40-45 persen. (fik/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Rabu, 27 November 2024
28o
Kurs