Batik Indonesia akan berada dalam masa transisi dan mengalami penurunan peminat hingga 2015 mendatang. Namun usai melewati masa transisi ini akan timbul efek fashion baru yang sebenarnya untuk batik.
Embran Nawawi Desainer Conceptor dan Pengamat Batik pada Radio Suara Surabaya, Kamis (2/10/2014) mengatakan, sejak saat ini semua designer mulai berpikir tentang pengembangan batik Indonesia misalnya terkait industrial membuat material baju fashion batik yang sebenarnya.
“Meskipun sampai saat ini juga masih terbentur masalah teknis seperti panjang kain. Tapi para designer optimis usai 2015 batik akan naik lagi jadi fashion yang luar biasa,” kata dia.
Embran menjelaskan, beberapa daerah di Jawa Timur sudah mulai mengeluarkan motif batik terbaru. Seperti di Probolinggo yang mengeluarkan batik Manggur. Meskipun sederhana tapi motofnya bagus seperti motif Eropa di abad 18. Beberapa daerah lain juga mengeluarkan motif batik yang meskipun designnya masih basic tapi warnanya bagus.
“Batik kita ini kaya tapi euforianya sudah mulai turun karena berada dalam masa transisi ini. Tapi para designer sudah mulai aware soal batik dan ingin menciptakan karya yang lebih modern serta jadi selera anak muda,” ujar dia.
Sementara itu bagaimana memadu padankan batik agar terlihat lebih stylist dab classy, kata Embran, tidak ada aturan bebas yang mengatur itu. Karena saat ini batik sudah tidak terpatok pada warna basic seperti cokelat melainkan warnanya sudah mulai luar biasa lebih kaya dan modern.
“Batik Jogja dengan model terbaru dicampur dengan kulit ini banyak diminati orang Jepang dan di sana pasarnya memang sangat luar biasa,” katanya. (dwi/ipg)