Sabtu, 23 November 2024
Sering Karena Alasan Ekonomi

Inilah Enam Kali Bentrokan TNI dan Polri dalam Setahun Terakhir

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan

Konflik antara TNI dan Polri terus terjadi, seakan tanpa bisa dihentikan. Dalam setahun terakhir, yakni dari 19 Oktober 2013 hingga 21 September 2014 sudah terjadi enam kali bentrokan antara TNI dan Polri. Akibatnya, 8 anggota TNI luka yang 4 di antaranya tertembak dan 5 polisi luka. Untungnya, tidak ada yang tewas dalam bentrokan ini.

Inilah catatan Indonesia Police Watch (IPW) seperti disampaikan Neta S Pane Ketua Presidum IPW menanggapi insiden yang terjadi di Batam antara Brimob dan TNI, Minggu (21/9/2014) malam.

Kata Neta, Indonesia Police Watch (IPW) mencatat, bentrokan terbanyak terjadi di tempat hiburan, yakni 3 peristiwa di Jabar memegang rekor terbanyak bentrokan TNI-Polri dalam setahun terakhir, yakni ada 3 kasus. Sedangkan Jakarta, Sulteng, dan Kepri masing-masing satu kasus. Sebagian besar
bentrokan terjadi antara oknum TNI dengan Brimob.

Menurut Neta, elit TNI maupun Polri perlu menyikapi hal ini agar bentrokan di jajaran bawah tidak terus terjadi dan meresahkan masyarakat.

“Bentrokan demi bentrokan terus terjadi karena bibit2 potensi konflik di jajaran bawah antara TNI-Polri tidak pernah diselesaikan secara tuntas. Sehingga letupan gampang tersulut menjadi konflik dan bentrokan yang memakan korban. Ujung dari akar masalah ini sebenarnya adalah soal ekonomi atau ketimpangan ekonomi,” ujar Neta di Jakarta, Selasa (23/9/2014).

Dia mengatakan, biaya hidup yang semakin tinggi kerap membuat jajaran bawah, baik TNI maupun Polri terlibat aksi backing-backingan maupun “jasa pengamanan”. Di antaranya menjadi backing di tempat hiburan malam, kawasan pertokoan, lokasi industri, sampai pada kegiatan ilegal, seperti penimbunan BBM ilegal atau melindungi bandar narkoba.

Dalam persaingan “jasa pengamanan” ini kerap muncul semangat korps atau
semangat korsa yang berlebihan. Masing-masing oknum terkadang lebih mengedepankan arogansi dan superioritas, terutama jika satu sama lain merasa terganggu kepentingannya.

Neta menjelaskan, untuk mengatasinya perlu kesamaan persepsi dan tindakan di kalangan masing-masing elit bahwa para elit maupun jajaran bawah tidak boleh terlibat dalam aksi backing-bankingan, “jasa pengamanan” maupun “jasa pengawalan”.

Bagi yang terlibat, institusi akan memecatnya. Konsekwensinya negara harus memberikan kesejahteraan yang layak buat TNI maupun Polri.

Neta mengungkapkan, selama ini masing-masing elit cenderung permisif untuk kegiatan ilegal ini. Tidak jarang para atasan menugaskan bawahannya untuk mengawal pengusaha tertentu dan honornya di bagi dua dengan atasan. Bahkan, ada elit tertentu yang mengangkat pengusaha koleganya menjadi “penasehatnya”. Aksi-aksi atasan seperti inilah yang kerap memberi angin pada bawahan untuk saling berebut lahan, yang akibatnya sering memicu konflik.

“Sepanjang para atasan tidak menertibkan sikap dan perilakunya, jangan harap bentrokan di jajaran bawah bisa dihentikan.

Bentrokan TNI-Polri setahun terakhir berdasar catatan IPW:

21 September 2014
Aparat TNI bentrok dengan polisi di Batam. Empat anggota Batalion 134 Tuah Sakti tertembak dan satu kendaraan serta bangunan dibakar.

7 Agustus 2014
Anggota Yon Armed bentrok dengan Brimob di Cipanas, Cianjur, Jabar. Dua TNI dan satu. Brimob terluka

13 Desember 2013
Anggota TNI Pratu AS bentrok dengan polisi Brigadir FS. Keduanya saling tikam di tempat hiburan Pantai Talise, Palu, Sulteng.

19 November 2013
Anggota Polres Jaktim dianiaya oknum Kopassus saat penggerebekan narkoba di Hotel Puri, Pasar Rebo.

19 November 2013
Oknum Linud 305 TNI bentrokan dengan Brimob di Karawang, Jabar. Sejumlah kendaraan dibakar.

19 September 2013
Dua polisi dan satu TNI luka tusuk saat bentrokan antar oknum TNI dari Kostrad dengan Brimob di Venus Karoke Depok, Jabar.(faz/ipg)

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
28o
Kurs