Alami Rugi Massal, Petani Tebu Luruk PTPN XI

Lebih dari seribu petani tebu berunjukrasa di depan kantor PTPN XI Jl Merak Surabaya, Senin (22/9/2014). Massa mendesak direktur utama PTPN XI mempertanggungjawabkan kerugian massal yang saat ini dialami petani tebu.

Massa sendiri datang ke kantor PTPN XI dengan puluhan bus. Mengenakan topi petani atau topi yang terbuat dari anyaman bambu, massa secara bergantian lantas berorasi di depan kantor PTPN XI.

Mereka juga membawa aneka poster dan spanduk bertuliskan aneka tuntutan atas dugaan penyimpangan yang diduga dilakukan PTPN XI.

Sunardi Edi Sukamto, koordinator Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) mengatakan unjuk rasa kali ini sengaja digelar karena petani telah mengalami kerugian massal pada musim giling 2013 dan 2014.

Kerugian massal ini setidaknya juga menjadikan PTPN XI mengalami kebangkrutan dengan indikasi hutang mencapai Rp 1 triliun.

Akibatnya, pada musim giling 2014 ini PTPN XI mengalami kesulitan keuangan akibat perbankan sudah mulai kehilangan kepercayaan.

“PTPN XI saat ini kehilangan daya kemampuan sebagai penanggung jawab penyaluran dana talangan gula petani, padahal sesuai permendag 45 tahun 2014 maka petani berhak mendapatkan dana talangan sebesar Rp8500 perkilo,” kata dia.

Menurut Sunardi, unjuk rasa kali ini juga sengaja digelar karena adanya keanehan penetapan rendemen tebu yang hanya 7 persen padahal dari berbagai survei rendemen tebu dikisaran 9 persen.

Rendemen tebu adalah ladar kandungan gula di batang tebu, artinya jika harusnya satu batang tebu memiliki kandungan 9 persen gula, tpi hanya dikatakan 7 persen maka ada penyimpangan 2 persen gula perbatang tebu.

Karenanya dalam aksi kali ini, massa mendesak direksi PTPN XI segera mempertanggung jawabkan segala kebijakannya.

Sementara itu, meski berunjuk rasa di depan PTPN XI, tapi massa tak sudi ditemui direksi PTPN XI. Mereka malah melanjutkan aksi ke DPRD Jawa Timur untuk menggelar dialog dengan anggota parlemen. (fik/rst)