Senin, 25 November 2024

FPI Mojokerto Grebek Penyebar Aliran Sesat

Laporan oleh Desy Kurnia
Bagikan

Puluhan anggota Front Pembela Islam (FPI) Mojokerto, Jumat malam (12/9/2014) menggerebek lokasi pemuda yang diduga gencar menyebarkan aliran sesat di sebuah sekolah kesehatan di Mojokerto.

Bahkan saat diinterogasi, mereka tidak mengakui Muhammad SAW sebagai Rosul, melainkan Ahmad Musadeq, nabi palsu yang diamankan polisi di Bogor beberapa waktu lalu.

Sekitar pukul 19.30 WIB, puluhan anggota FPI bersama Laskar Pembela Islam (LPI) mendatangi sebuah taman pendidikan Alquran (TPQ) Sabilul Muttaqin di dusun Glonggongan Baru, Desa Sumbertebu, Kecamatan Bangsal, Mojokerto.

Bagus reporter Maja FM Mojokerto pada suarasurabaya.net, Sabtu (13/9/2014) melaporkan, Harisudin, Ketua Sayap FPI Mojokerto mengatakan, keduanya menyebarkan aliran sesat, bahkan berasumsi kalau sholat lima waktu tidak wajib.

“Kedunya kita jemput dari kosannya. Karena mereka menyebarkan aliran sesat di sebuah sekolah kesehatan. Ajaran mereka sangat berbahaya dengan mengatasnamakan Islam, tidak mengakui Muhammad sebagai nabinya, namun Ahmad Musadeq sebagai nabi mereka, serta tidak mengakui adanya rukun Islam,” kata Harisudin.

Awalnya hanya satu orang (R) yang membawa ajaran ini dari Jawa Barat, karena Ahmad Musadeq, pendiri aliran Al Qiyadah Al Islamiyah yang dulu pernah mengaku nabi di Bogor dan markasnya dibakar FPI.

“Sejauh ini, baru tertangkap dua orang yang salah satunya perempuan berinisial AM, asal Wonosobo, Jawa Tengah yang juga siswa di Sekolah Herbalis Mojokerto (SHM),” katanya.

Harisudin menambahkan, dua orang pemuda itu juga tergabung dalam Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang berlokasi di Desa Kenanten, Kecamatan Puri, Mojokerto.

“Mereka juga tergabung dalam Gafatar, organisasi ini alasannya bergerak dibidang sosial, namun pantauan kami hanya sebagai kedok saja,” ungkapnya.

Sementara ketua RT 27 Desa Sumbertebu, Muhamad Sueb mengatakan, R dan AM beserta dua temannya sudah 6 bulan menempati rumah kos milik Didik.

Sueb mengaku sempat mencurigai perilaku empat pemuda ini karena tidak menyerahkan surat dan KTP.

“Mereka sekolah di SHM. Hanya dua orang yang dibawa FPI tadi, sedangkan dua orang lainnya masih melarikan diri,” tutur Sueb. Saat ini, kedua penyebar aliran sesat itu diamankan ke Polres Mojokerto untuk penyidikan, sedangkan dua temannya yang kabur masih dalam pencarian. (bag/ain)

Teks Foto:
– Murid Ahmad Musadek
Foto: Bagus Radio Maja FM Mojokerto

Berita Terkait

Surabaya
Senin, 25 November 2024
26o
Kurs