Tiap bulan, sebanyak 4.000 warga Surabaya diketahui belajar internet di Broadband Learning Center (BLC) yang didirikan Pemerintah Kota Surabaya. Data ini merupakan angka rata-rata karena tiap bulan setiap BLC dikunjungi minimal 300-an warga.
“Kita saat ini memiliki 13 BLC dengan kunjungan perbulannya capai 4.000 orang,” kata Antiek Sugiharti, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya, Selasa (9/9/2014).
Menurut Antiek BLC sengaja didirikan untuk memberikan bekal bagi masyarakat menyongsong hadirnya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015 mendatang.
Di masing-masing BLC setidaknya dilengkapi lima komputer serta dua orang trainer yang siap memberikan pelatihan bagi masyarakat supaya melek internet.
“Respon warga memang luar biasa. Mereka bisa belajar tanpa ada pungutan. Kalau belajar di kursusan kan biayanya mahal. Lewat BLC, kita juga bisa sosialisasi kebijakan baru,” kata Antiek.
Menurut dia, BLC bisa difungsikan oleh siapa saja. Bahkan, pelajar juga bisa menggunakan BLC untuk melakukan try out online.
Dengan try out di BLC, orang tua tidak perlu mengkhawatirkan anak-anaknya akan membuka situs-situs yang tidak benar karena di BLC ada jaminan keamanan bagi anak-anak yang mengakses internet, yakni dengan adanya internet sehat.
Sedangkan ibu-ibu rumah tangga dan pelaku UKM, telah mendapatkan pelatihan dari Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) KB Surabaya tentang cara melakukan pemasaran produk secara online melalui jejaring sosial maupun situs jual beli online. Bahkan, ibu-ibu itu kini telah terbiasa melakukan transaksi online.
“Ibu-ibu yang paling semangat. Meski sudah tidak muda lagi, mereka masih semangat belajar. Ketika dapat transaksi, respon mereka luar biasa,” kata dia.
Di Surabaya sendiri, sekarang sudah ada 13 BLC yang tersebar di sejumlah kecamatan dan direncanakan akan ditambah secara bertahap hingga 34 lokasi. (fik/ipg)