Sabtu, 23 November 2024

Ratusan Benda Peninggalan Cagar Budaya Raib, Aktivis Gelar Aksi

Laporan oleh Sentral FM Lumajang
Bagikan

Aktivis MPPMt (Masyarakat Peduli Peninggalan Majapahit Timur) Kabupaten Lumajang, Selasa (2/9/2014), menggelar aksi keprihatinan di perempatan Tugu Adipura Jl. PB Sudirman. Aksi ini sengaja digelar untuk menyampaikan keprihatinan terhadap raibnya ratusan item benda-benda peninggalan purbakala yang menjadi warisan budaya Kabupaten Lumajang masa lampau.

Dalam aksi ini, para aktivis MPPMt dengan membawa pengeras suara langsung melakuan orasi di perempatan Tugu Adipura dengan pengamanan ketat aparat Polres Lumajang. Mereka menyampaikan orasi atas hilangnya benda-benda bersejarah tersebut dan mendesak agar pemerintah untuk mensupport guna melacak dan mengembalikannya ke Lumajang.

Menurut mereka, hilangnya benda-benda peninggalan purbakala itu dinilai ironis, karena tidak ada tindak-lanjut dari jajaran pemerintah daerah untuk melakukan penyelidikan dan berupaya mengembalikannya ke Kota Pisang ini untuk dilestarikan.

“Termasuk juga, ada puluhan, bahkan mungkin ratusan item benda peninggalan purbakala yang berusia ratusan tahun yang memiliki nilai historis tinggi raib dalam penyimpanan Dinas Pendidikan. Benca-benda itu, diantaranya berupa piring, guci, porselin, pusaka, uang kepeng, mata tombak dan masih banyak lainnya,” kata Mansyur Hidayat Koordinator MPPMt Kabupaten Lumajang kepada Sentral FM.

Yang paling disayangkan, masih kata alumnus Universitas Udayana Bali ini, adalah hilangnya peninggalan cagar budaya ini merupakan penghapusan sejarah Lumajang. Ironisnya, Prasasti Pasrujambe yang terdiri dari 9 item yang merupakan peninggalan Cagar Budaya penting yang bisa menjelaskan sejarah Lumajang dimasa lalu juga raib.

Hal ini dinilai aktivis MPPMt tidak bisa dianggap remeh dan harus diperjuangkan melalui berbagai upaya untuk bisa mengembalikan benca-benda peninggalan purbakala itu ke Kabupaten Lumajang kembali. Dan hal itulah yang saat ini akan diselidiki oleh para aktivis MPPMt dengan berupaya mendatangi berbagai museum yang ada. Termasuk, Museum Empu Tantular Surabaya, dimana benda-benda ini diinformasikan disimpan di sana.

“Kalau awalnya kami mendapatkan informasi ada 9 item Prasasti Pasrujambe, katanya masih ada lagi yang tersimpan di Museum Empu Tantular Surabaya. Rencananya, besok pagi kami akan mendatangi Museum Empu Tantular Surabaya untuk mengecek langsung keberadaan Prasasti Pasrujambe tersebut. Karena, kami mendapatkan informasi jika Prasasti Pasrujambe tersimpan di sana,” paparnya.

Kedatangan para aktivis MPPMt ke Museum Empu Tantular ini untuk memastikan apakah memang prasasti itu benar-benar tersimpan di sana ataukah tidak. Dan jika memang keberadaannya benar adanya, maka selanjutnya akan diupayakan untuk mengembalikan ke Lumajang melalui pendekatan G to G (Government To Government) dengan cara mendorong Pemkab Lumajang untuk mengupayakannya.

“Apalagi, dalam waktu dekat di Kabupaten Lumajang ini akan diwujudkan Museum. Untuk itu, keberadaan benda-benda peninggalan purbakala ini penting adanya untuk dikembalikan sebagai koleksi. Sekaligus, bisa menjadi bahan kajian penelitian untuk meneliti sejarah Lumajang di masa lalu,” jlentrehpria yang juga pengurus GP Anshor Kabupaten Lumajang ini.

Aktiviws MPPMt juga tengah melakukan investigasi terhadap hilangnya ratusan item benda peninggalan cagar budaya yang disimpan Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Lumajang sejak puluhan tahun lalu. Hanya saja, apa item benda yang hilang dan jumlah pastinya berapa banyak, Mansyur Hidayat masih melakukan kajian.

“Yang jelas, ada yang berupa guci, porselin,piring, uang kepeng temuan yang diserahkan lalu disimpan di Dinas Pendidikan. Kami berupaya menanyakan ini dan berusaha duduk bersama untuk melakukan investigasi. Namun, jajaran Dindik belum merespon keinginan kami. Sehingga upaya penyelidikan hilangnya peninggalan cagar budaya itu, belum terealisasi sampai saat ini,” demikian urainya.

Sementara itu, setelah melakukan orasi di Tugu Adipura Lumajang, para aktivis MPPMt akhirnya bergerak menuju Kantor Dindik Kabupaten Lumajang di Kawasan Wonorejo Terpadu (KWT). Mereka bermaksud menemui Drs Winhatno Hari Surya Kepala Dindik untuk menyampaikan keprihatinannya. Hanya saja, para aktivis peduli sejarah Lumajang ini tidak ditemui dan kemudian membubarkan diri. (her/ipg)

Teks Foto :
– Aksi demo aktivis MPPMt (Masyarakat Peduli Peninggalan Majapahit Timur) di Tugu Adipura Lumajang.
Foto : Sentral FM

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
34o
Kurs