Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim yakin pendidikan vokasi mampu menekan angka pengangguran di Jawa Timur.
Berdasarkan Data Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jatim, pada setahun terakhir, jumlah pengangguran bertambah 16,82 ribu orang. Sedangkan untuk Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) per Februari 2019 menjadi 3,83 persen. Dari data ini, lulusan SMK menjadi lulusan yang mendominasi TPT sebanyak 6,84 persen.
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim menyatakan, pendidikan vokasi yang dipercaya mampu menurunkan angka pengangguran tersebut sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Jatim.
“Kita sedang ingin fokus pendidikan vokasi. Ini berseiring dengan program nasional. RPJMN juga begitu. RPJMD juga begitu. Kita ingin menyinkronkan TPT tingkat pengangguran terbuka yang tertinggi di SMK, kedua di SMA, kemudian juga perguruan tinggi, melalui Millenial Job Center,” ujar gubernur perempuan pertama di Jatim itu.
Millenial Job Center yang menjadi bagian janji kampanye Khofifah-Emil yaitu Nawa Bhakti Satya khususnya Jatim Kerja, saat ini diklaim Khofifah telah memiliki ekosistem yang matang. Dalam program ini, telah ada mentor sebagai pelatih, talent yang menerima pelatihan dan client yaitu perusahaan yang akan menerima mereka bekerja.
Program ini telah diluncurkan pada akhir Mei lalu. Diharapkan, program ini bisa menjawab tantangan untuk menurunkan angka pengangguran di Jatim.
“Ada talent, talent ini mereka yang ingin masuk ke sistem itu. Client itu perusahaan, company. Juga ada mentor. Kita ingin itu bersinergi menjadi tripatrid yang memberikan ruang bagi milenial di Jatim, apakah dia SMK, SMA, apa D1, D4 atau S1. (Mereka akan, red) memiliki skill sesuai kira-kira dengan talent mereka,” pungkasnya. (bas/tin/dwi)