Para Pejabat di Indonesia Juga Mundur Akibat Kasus Korupsi

Tradisi mengundurkan diri atau diminta mundur dari jabatannya juga dilakukan beberapa pejabat di Indonesia usai mereka tersandung kasus korupsi.

Andi Mallarangeng Menteri Pemuda dan Olahraga menyatakan telah mengajukan pengunduran diri dari jabatannya sebagai Menpora dan telah disampaikan pada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Jumat (7/12/2012) pagi.

Pengunduran ini ini dilakukan Andi pasca pencekalan dirinya oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait penetapan dirinya sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi proyek Hambalang. KPK menyatakan telah mencekal Andi Mallarangeng ke luar negeri selama enam bulan.

Dalam kasus Hambalang, ini Andi disangka sebagai Kuasa Pengguna Anggaran yang diduga melakukan perbuatan melawan hukum dan penyalahgunaan wewenang yang menguntungkan diri sendiri atau pihak lain.

Selain itu, akibat terbelit perkara hukum, mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq akhirnya mengundurkan diri sebagai anggota DPR. Pengunduran diri menyusul penetapannya sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap impor daging sapi. Pengajuan pengunduran resmi diajukan Lutfi ke Fraksi PKS, 4 Februri lalu Lutfi menyebutkan ingin fokus menghadapi perkara yang membelitnya. Kasus ini membutuhkan konsentrasi penuh.

Kasus korupsi dana penyelenggaraan haji di lingkungan Kementerian Agama menyeret nama Dirjen Haji dan Umroh Kemenag, Anggito Abimanyu. Pada 30 Mei 2014 akhirnya resmi mengajukan pengunduran dirinya dari jabatan.

Hal yang sama juga dilakukan Akil Mochtar Ketua Mahkamah Konstitusi yang akhirnya resmi mengundurkan diri dari jabatannya usai ditetapkan sebagai tersangka dalam skandal suap pemilihan kepala daerah Gunung Mas dan Lebak. Hakim konstitusi menerima surat pengunduran diri Akil, Sabtu (5/10/2013) malam. Selain itu, Akil juga diduga memperoleh suap dalam pilkada Lebak, Banten. (all/dwi/rst)