Selain sebagai pejuang peristiwa pertempuran 10 November 1945, Almarhum Mayor Jenderal Suhario Padmodiwirjo atau lebih dikenal Hario Kecik, juga dikenal sebagai seorang sastrawan.
Hario kecik telah memiliki banyak karya sastra, diantaranya lima buah buku, novel, cerpen, naskah sandiwara, dan beberapa skenario film. Dia telah menyelesaikan tiga skenario film, dua diantaranya telah diproduksi. Dua film yang telah dipoduksi yaitu, Tangan-tangan Kotor yang diproduksi 1964, dan mendapatkan internasional award, dalam film Asia-Afrika dan Amerika latin.
Sementara sebuah skenario film yang berjudul ‘Revolusi Arek Suroboyo’ telah selesai dibuatnya pada akhir 2013. Namun belum sampai proses produksi film tersebut, Hario mengehembuskan nafas terakhirnya.
Kusuma Dewi istri Hario Kecik saat ditemui usai acara pemakaman mengatakan, keinginan almarhum sebelum meninggal yaitu memproduksi film yang skenarionya telah selesai dikerjakan. Skenario fim itu bercerita tentang perjuang arek-arek Surabaya dalam pertempuran di Surabaya.
“Terkahir beliau ingin skenario film yang dibuatnya, difilmkan. Beliau sebelum meninggal telah menyelesaikan skenario film tentang pertempuran di Surabaya. Tapi belum sampai diproduksi, beliau sudah sudah dipanggil Yang Maha Kuasa,” kata Kusuma Dewi kepada wartawan, Rabu (20/8/2014)di komplek TMP Jl. Mayjend Sungkono, Surabaya.
Istri dari pejuang pertempuran 10 November 1945 menceritakan, sebelum meninggal dunia, Hario Kecik lebih cenderung pendiam. Padahal biasanya, dia sosok yang komunikatif. Bahkan, saat hari raya Idul Fitri, Hario sudah tidak bisa mengenal siapa saja yang ada di depannya.
“Satu minggu sebelum meninggal, beliau cenderung diam. Bahkan waktu lebaran kemarin sudah gak kenal siapa-siapa. Tapi waktu itu beliau tetap mencoba untuk mengingat-ingat,” kata Kusuma Dewi.
Sekadar diketahui, Almarhum Mayor Jenderal Suhario Padmodiwirjo atau lebih dikenal Hario Kecik, pejuang peristiwa pertempuran 10 November 1945, Rabu (20/8/2014) sekitar pukul 12.00 WIB dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Jl. Mayjend Sungkono, Surabaya. (wak/ain)
Teks Foto:
– Foto Almarhum Mayor Jenderal Suhario Padmodiwirjo semasa hidup dibawa oleh satu diantara anggota keluarga saat upacara pemakaman.
Foto: Wakhid suarasurabaya.net