Bagi para nelayan Kenjeran, angin kencang dan ombak merupakan hal yang biasa. Apalagi saat bulan Agustus ketika angin memang sedang berhembus cukup kencang.
“Bulan-bulan seperti ini biasanya memang tidak melaut karena anginya cukup kencang,” kata Marsuni, warga RT 3 RW 2, Cupat, Kedungcowek, Selasa (5/8/2014).
Untuk mensiasatinya, para nelayan ini biasanya memang sudah mempersiapkan diri dengan cara fokus pada mencari ikan yang bisa dikeringkan, sehingga ketika tak bisa melaut mereka tetap bisa makan.
Selain itu, mengubah peruntukan perahu nelayan menjadi perahu wisata juga dilakukan. Apalagi, di bulan Agustus, pengunjung kawasan pantai Kenjeran biasanya juga padat sehingga bisa dimanfaatkan para nelayan untuk meraup rejeki dengan menyewakan perahu keliling kawasan pantai.
Perlombaan perahu layar yang tiap agustus diadakan Pemerintah Kota Surabaya juga menjadi salah satu ajang bagi mereka untuk meraih peruntungan.
Pantauan suarasurabaya.net, di sekitar pantai Cupat dan Nambangan, beberapa perahu yang tenggelam merupakan perahu baru. Minimal perahu yang habis dibenahi dan dicat untuk persiapan mengikuti ajang lomba perahu layar yang akan digelar pada 8-9 Agustus di Pantai Kenjeran.
Sementara itu, tak semua nelayan mampu mensiasati hidup dengan tak melaut. Beberapa dari mereka terpaksa mengutang untuk mensiasati tak bisa melaut.
Apalagi, beberapa perahu dari mereka saat ini juga rusak akibat terjangan angin kencang yang berhembus sejak dini hari tadi. (fik/rst)