Ratusan warga masyarakat dari Surabaya dan beberapa kota terdekat Surabaya, seperti Gresik, Sidoarjo, Senin (28/7/2014) usai mengikuti Shalat Id, nyekar di pemakaman umum Ngagel, Surabaya.
”Kebetulan kemarin belum kumpul semua. Ini selesai Shalat Id langsung kemakam keluarga. Soalnya keluarga memang ada dibeberapa kota. Tidak semuanya di Surabaya. Shalat Id kumpul, selesai shalat langsung nyekar,” kata Satoha warga Sidoarjo yang nyekar bersama keluarga ke pemakaman Ngagel.
Menurut Satoha, saat kumpul keluarga besar memang kerap dilakukan saat Idul Fitri, dan akhirnya sepakat bahwa setelah shalat Id langsung nyekar. “Kurang lengkap kalau tidak mengunjungi makam keluarga. Ini tradisi keluarga kami,” tambah Satoha pada suarasurabaya.net.
Senada dengan Satoha, keluarga besar Ibnu Alamsyah yang berada di Jombang, sengaja datang ke Surabaya, selain untuk sungkem kerabat yang lebih tua di Surabaya, juga nyekar kemakam para leluhur keluarga di makam Ngagel, Surabaya.
Masih mengenakan sarung dengan baju muslim dan kopiah bagi para pria, dan jubah panjang dan jilbab untuk keluarga perempuan, usai mengikuti Shalat Id, keluarga Ibnu Alamsyah menuju pemakaman Ngagel. Nyekar.
“Kami nyekar setelah Shalat Id. Itu sudah tradisi keluarga kami. Biasanya, dikeluarga saling tanya kapan nyekar. Terus dipilih setelah Shalat Id. Oleh karena itu sebelum berhalal-bihalal dirumah, diutamakan nyekar leluhur keluarga,” terang Ibnu Alamsyah, Senin (28/7/2014).
Kepadatan arus lalu lintas sempat mewarnai Jl. Raya Ngagel dua arah, ketika warga masyarakat berdatangan nyekar di pemakaman umum Ngagel, Senin (28/7/2014), usai melakukan Shalat Id Idul Fitri 1435H.(tok)
Teks foto:
-Nyekar usai Shalat Id dilakukan warga masyarakat. Makam Ngagel ramai.
Foto: Totok suarasurabaya.net