Sabtu, 23 November 2024

Bullying, Ini Curahan Hati Para Pendengar SS

Laporan oleh Dwi Yuli Handayani
Bagikan

Fenomena bullying ternyata juga pernah dialami beberapa pendengar Radio Suara Surabaya baik itu yang menimpa diri mereka sendiri di waktu kecil atau anak-anak mereka. Berikut cerita-cerita bullying yang pernah mereka alami.

Agus pendengar asal Trosobo menceritakan, dia merasa tidak sadar saat dia pernah menjadikan anaknya sebagai korban bullyingnya sendiri.

“Anak saya perempuan dulu kan gemuk dan jerawatan. Karena sering diejek dia jadi depresi tidak mau keluar kamar dan mengurung diri di kamar. Akhirnya saya berpikir bagaimana memulihkan psikologi anak. Kami minta maaf dan carikan jalan keluar selama dua tahun sembuhkan dia. Sekarang dia bisa senyum. Jadi pola asuh orang tua yang salah ditambah dibebani rasa takut yang berlebihan,” kata dia.

Komang Puja pendengar asal Deltasari Indah Sidoarjo menceritakan, dia sendiri pernah menjadi korban bullying saat masih duduk di bangku SD.

“Badan saya kerempeng dan kulit putih, dikira China dan dipanggil Gepeng. Sampai pernah dipukuli sama anak kampung di Waru. Waktu itu perasaan saya ya marah tapi tidak dendam. Sekarang badan saya besar ya mereka cuma senyum-senyum saja waktu ketemu saya,” ujar dia.

Hendro pendengar Radio Suara Surabaya bercerita tentang anaknya yang berumur 10 tahun pernah mengalami bullying dari dirinya sendiri.

“Dia berani tapi kalau sakit menangis. Dia saya ejek tentang nangisnya kalau di depan teman-temannya sekarang dia malah tidak menangis kalau sakit. Jadi bullying dari saya malah berefek positif dari anak saya,” katanya.

Sudarto pendengar asal Rewin Waru juga bercerita jika saat berumur 18 tahun dia ering dibully teman-temannya.” Pas umur 18 tahun saya putih dan dikira Koko jadi saya sering dibully tapi itu menguntungkan buat saya. Anak saya sekarang sudah 4 tapi tidak ada dampak untuk bullying,” ujarnya.

Riski pendengar asal Semolowaru juga menceritakan pengalamannya pernah menjadi korban bullying selama duduk di bangku SD.

“Saya siswa pindahan, waktu masuk sudah sering dipalak dan kalau tidak mau kasih baju saya dicorat-coret teman. Biasanya diminta semua uang saku saya. Orang tua saya kasih tahu waktu kelas 4 SD langsung mengadu ke sekolah sehingga orang tua anak yang bully saya langsung marahi anaknya sampai anaknya dijungkir balik. Sekarang gantian adik saya yang jadi korban bullying,” katanya.

Bercerita hal yang sama, Sam pendengar asal Tanggulangin Sidoarjo mengatakan, dua minggu yang lalu dia dan anaknya menjadi korban bullying.

“Anak saya usia 12 tahun di bullying sama tetangganya. Pertama diolok-olok terus ditantang berkelahi bahkan anak saya dipukul. Anak saya kurus dikatain tidak berani dan pengecut, pokoknya diajak berkelahi. Anak saya jadi tertekan, tapi pas berkelahi anak saya bisa mengalahkan mereka. Mereka terus pulang sambil menangis lalu malah mengadu ke bapaknya dan disuruh melawan anak saya,” ujarnya. (dwi)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs