Senin, 25 November 2024

Dampak dan Bahaya Bullying

Laporan oleh Desy Kurnia
Bagikan

Fenomena bullying hingga saat ini masih populer dan justru berkembang hingga ke dunia maya. Khususnya di dunia pendidikan yang banyak menyerang anak-anak sekolah.

Padahal aksi bully ini bisa berdampak tidak baik bagi pelaku maupun korbannya. Bahkan pada beberapa sekolah tertentu, bullying telah menjadi suatu warisan yang selalu diturunkan dari kakak kelas ke adik-adik kelasnya.

Ketika sang adik kelas merasa di-bully, maka ada suatu kecenderungan untuk ‘membalas dendam’ atas perilaku tersebut kepada adik-adik kelas mereka, jika kelak sudah menjadi kakak kelas.

Pada tahun 2011 saja Pusat Data dan Informasi Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) mencatat 2.339 kasus kekerasan fisik, terjadi pada anak-anak, dan 300 kasus di antaranya adalah bullying. Dan ternyata bullying tidak hanya menjadi permasalahan di Indonesia saja, tetapi juga di negara-negara lainnya.

Lalu apa itu bullying dan kenapa ia menjadi polemik yang tak kunjung usai dan terus memakan korban. Secara istilah bullying biasa diartikan seperti penindasan atau intimidasi yang dilakukan dengan kesadaran penuh.

Bullying bisa terjadi pada situasi dimana kurang pengawasan orang tua sehingga para pem-bully bisa leluasa menindas korbannya. Bentuknya sendiri beragam, mulai dari bullying secara fisik, verbal melalui media sosial, psikologis dan lain-lain.

Aksi bully ini bisa berdampak tidak baik bagi pelaku maupun korbannya. Untuk pelaku bullying cenderung berperilaku agresif dan terlibat dalam gank serta aktivitas kenakalan lainnya, dan retan terlibat dalam kasus kriminal menginjak usia remaja.

Sementara itu, anakk korban bullying sendiri cenderung memiliki masalah emosi, akademik, dan perilaku jangka panjang, memiliki harga diri yang rendah, lebih merasa tertekan, suka menyendiri, cemas, dan tidak aman. Hal terburuk bisa berakhir dengan kematian. (art/ain/ipg)

Teks Foto:
– Ilustrasi

Surabaya
Senin, 25 November 2024
33o
Kurs