Minat masyarakat Indonesia berkunjung keluar negeri makin meningkat tiap tahun. Hal ini berbanding terbalik dengan kunjungan wisatawan domestik itu ke dalam negeri.
Anggapan tersebut beberapa data diantaranya rilis dari TripAdvisor, sebuah komunitas wisata terbesar di dunia untuk mencari informasi, saran dan opini dari jutaan wisatawan. Apa yang jadi penyebabnya? Berikut ulasan dari agen dan traveler yang berhasil dihimpun suarasurabaya.net.
Endang Ratna, seorang traveler yang sudah banyak mengunjungi beberapa negara di Eropa, Asia Tenggara dan Timur tengah mengaku cost atau biaya yang dikeluarkan wisatawan ke dalam negeri jauh lebih mahal daripada berwisata ke luar negeri.
“Ada beberapa poin yang menyebabkan berwisata di dalam negeri mahal, diantaranya soal transportasi. Ongkos transport ke Bali atau Raja Ampat misalnya lebih mahal dibanding pergi ke Singapura,” terangnya.
Belum lagi biaya penginapan, makan dan berbagai aktivitas yang dilakukan selama berwisata. “Kalau soal makanan memang Indonesia masih juara dari segi citarasa namun dari harga mahal. Belum lagi aktivitas lain seperti membeli beberapa barang itu juga mahal,” ungkap Endang.
Perbandingan jumlah uang yang dikeluarkan dengan apa yang didapat inilah yang kebanyakan jadi salah satu pertimbangan wisatawan domestik pergi ke luar negeri yang notabene jauh lebih murah dan menawarkan fasilitas mewah.
Jadi, menurutnya, minimnya minat masyarakat berwisata di dalam negeri sebagian besar bukan karena wisata tersebut tidak menarik namun lebih kepada persoalan biaya yang harus dikeluarkan. Terlebih kompetitor wisata dari luar negeri menawarkan hal-hal yang lebih menarik.
Secara terpisah, hal serupa juga diutarakan Andy Andrian, Seorang Marketing Manager Maskapai swasta. Menurutnya hanya dengan empat juta rupiah seseorang bisa berlibur ke luar negeri menggunakan LCC (Low Cost Carrier) dan sudah komplit dengan tiket pesawat, trasnportasi dan akomodasi. Belum lagi layanan yang diberikan, seperti tepat waktu, aman dan nyaman. (ain/ipg)
Teks Foto:
– Ilustrasi