Israel, Kamis (17/7/2014) larut malam, meluncurkan operasi darat di Gaza untuk membasmi serangan-serangan roket, demikian diungkapkan militer serta kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
“Menyusul serangan-serangan yang dilancarkan Hamas selama 10 hari dari darat, udara dan laut dan setelah penolakan berkali-kali untuk menurunkan ketegangan situasi, Angkatan Darat Israel telah memprakarsai operasi darat di dalam Jalur Gaza,” kata angkatan darat dalam sebuah pernyataan seperti melansir dari Antara.
Kantor Netanyahu mengatakan, “Perdana menteri dan menteri pertahanan memerintahkan angkatan darat untuk mulai menjalankan operasi darat dan memasuki Gaza untuk menyerang lorong-lorong teroris dari Jalur Gaza ke wilayah Israel.”
Keputusan itu “disetujui oleh kabinet keamanan setelah Israel menyepakati proposal gencatan senjata Mesir, sementara Hamas menolaknya dan terus menembakkan roket-roket ke kota-kota Israel,” kata pernyataan itu.
Angkatan darat mengatakan tujuan operasi itu adalah untuk melindungi kehidupan warga Israel dan menghancurkan Hamas, yang menguasai Jalur Gaza.
“Tujuan IDF seperti yang ditetapkan pemerintah Israel, untuk mewujudkan keadaan dimana para warga Israel bisa hidup secara aman tanpa terus mendapatkan teror, dan sementara itu memukul infrastruktur teror Hamas,” kata pernyataan itu.
Moti Almoz Juru bicara militer Jenderal mengatakan serangan darat itu merupakan tahap kedua operasi, “setelah bagian pertama yang sukses”, yaitu operasi serangan udara.
“Saya meminta para warga Gaza untuk mengosongkan wilayah di mana tentara (Israel—red) dengan menjalankan operasi,” katanya dalam pernyataan yang disiarkan melalui radio.
“Operasi ini akan diperpanjang sejauh diperlukan,” katanya.
Israel meluncurkan Operasi Perlindungan Perbatasan pada 8 Juli untuk membasmi serangan-serangan roket dari Gaza dan militer mengatakan operasi yang baru akan termasuk operasi darat dan serangan-serangan udara.
Setidaknya sudah 240 warga Palestina yang terbunuh dalam serangan-serangan udara Israel sejak 8 Juli yang banyak di antaranya adalah anak-anak, kata kalangan medis di Gaza. (ant/dwi)