Kabinet keamanan Israel Selasa menerima usulan gencatan senjata Mesir, kata seorang juru bicara pemerintah, setelah sepekan kekerasan mematikan di sekitar Gaza dalam beberapa tahun.
“Kabinet telah memutuskan menerima prakarsa Mesir untuk gencatan senjata mulai pukul 09.00 waktu setempat hari ini,” kata Ofir Gendelman, juru bicara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, di Twitter, seperti dilansir Antara.
Menteri dalam kabinet keamanan telah memulai pertemuan Selasa (15/7/2014) pagi untuk mempertimbangkan usulan Mesir bagi gencatan senjata untuk dimulai segera dari pukul 06.00 GMT (13.00 WIB).
Radio Angkatan Darat mencatat bahwa belum ada penerimaan paralel prakarsa itu oleh Hamas, gerakan Islam Palestina yang mengontrol Jalur Gaza.
Tidak ada laporan segera serangan-serangan roket di Israel setelah tenggat waktu itu, dengan tentara hanya mengatakan dua roket telah menghantam wilayah selatan semalam, dan dua lain ditembakkan jatuh hanya 15 menit sebelum Prakarsa Mesir diberlakukan.
Semalam, juru bicara Hamas Fawzi Barhum mengatakan kepada AFP tidak akan ada gencatan senjata tanpa kesepakatan matang sepenuhnya untuk mengakhiri permusuhan.
“Dalam masa perang, Anda tidak bergencatan senjata dan kemudian berunding,” katanya.
Sayap bersenjata Hamas, Brigade Ezzedine al-Qassam, juga menolak Usulan Mesir sebagai “menyerah”, dan berjanji untuk “meningkatkan” serangan terhadap Israel.
Di Ramallah, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Senin larut malam, menyambut baik gagasan gencatan senjata Mesir guna mengakhiri sepekan kerusuhan berdarah lintas-perbatasan antara Israel dan faksi Palestina Hamas.
Presiden Palestina juga mendesak kedua pihak agar berkomitmen pada ketentuan gagasan gencatan senjata baru guna menghentikan pertumpahan darah rakyat Palestina.
Gagasan baru itu diharapkan akan memuluskan jalan bagi proses politik guna mengakhiri pendudukan Palestina dan mengarah kepada berdirinya Negara Palestina Merdeka.
Pada Senin pagi, Mesir telah melancarkan gagasan gencatan senjata antara Israel dan faksi Palestina di Jalur Gaza dan mengundang kedua pihak agar menghentikan permusuhan sampai Selasa pukul 06.00 GMT (13.00 WIB).
Gagasan itu mendesak Israel dan faksi Palestina di Jalur Gaza “agar menghentikan semua tindakan agresi baik melalui darat, laut atau udara” dan pada saat yang sama membuka tempat penyeberangan perbatasan untuk memfasilitasi lalu lintas rakya dan barang sehubungan dengan kondisi keamanan di lapangan.(ant/ipg)