Saat ini posisi rata-rata harga daging sapi di Jawa Timur kisaran Rp.95.600. Ini disampaikan Budi Setiawan, Kepala Disperindag Provinsi Jawa Timur (Kadisperindag).
“Harga hari ini, Jumat (11/07/2014) di Pasar Tambak Rejo, Wonokromo, Genteng, Bujang Anom, dan Keputran untuk daging sapi murni itu sebesar Rp.94.700 per kg itu perkembangannya. Jadi mulai dari Januari kita pada kisaran Rp.91.960, saat ini posisi rata-rata di Jawa Timur Rp.95.600. Untuk Surabaya sendiri, itu memang pada posisi 94.700 untuk posisi di 4 pasar hari ini di Surabaya, harga hari ini di pasar Tambak Rejo, Wonokromo, Genteng, Bujang Anom, dan Keputran untuk daging sapi murni itu sebesar Rp.94.700 per kg,” ungkapnya.
Supply daging sapi sendiri di Jawa Timur mengalami surplus. Jawa Timur sendiri menyumbang 32% dari kebutuhan daging sapi nasional. Memasuki bulan suci Ramadhan dan menjelang lebaran menjadi penyebab naiknya harga daging sapi.
“Secara psikologis, pedagang juga ingin menaikkan harga. Kedua, memang permintaan juga naik. Ini dipicu oleh dua hal tersebut sehingga kenaikan ini sebetulnya kalau dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya tidak terlalu signifikan hanya naik Rp.2000-Rp.3000 dari Rp.91.000 ke Rp.94.700 sekarang ini. Jadi sebenarnya, sejak Januari trennya itu naiknya itu tidak begitu besar”, jelas Budi.
Budi menambahkan, pengendalikan kenaikan harga daging sapi ini diatur dalam regulasi di antarannya melarang masuknya daging impor di Jawa Timur.
“Nah, regulasi-regulasi yang kita lakukan memang melarang daging impor masuk ke kita. Kalau daging impor masuk ke kita, itu yang rugi nanti peternak. Jadi misalkan, tidak merangsang lagi peternak untuk itu. Nah, posisi saat ini untuk peternak sangat diuntungkan memang pada posisi sebenarnya yang paling berkisaran poin itu pada posisi Rp.85.000-Rp.90.000,” tambahnya.
Masyarakat diharapkan untuk membeli daging sapi sesuai kebutuhan tidak ada aksi borong sehingga merusak harga pasar. Sementara, untuk saat ini supply daging sapi di Jawa Timur masih aman. (gk/nin/ipg)