Sabtu, 23 November 2024

Inilah Pendidikan Anak Usia Dini di Berbagai Negara

Laporan oleh Dwi Yuli Handayani
Bagikan

Mengutip majalah “Parents” berikut informasi soal Pendidikan Anak Usia Dini beberapa negara. Pendidikan yang dimaksud bukan hanya PAUD tapi juga TK atau preschool.

1. Jepang
Seperti apa cara belajar anak-anak pra-sekolah disana?
– Disiplin: Disiplin tidak perlu diterapkan dengan kekerasan. Bahkan guru prasekolah di Jepang tidak pernah menghukum murid. Kalau ada anak yang bertengkar, guru akan memanggil beberapa anak lain untuk melerai.
– Ruang Terbuka: Anak-anak sangat menyukai ruang terbuka. Banyak yang bisa dieksplor disana. Di Jepang, tiap gedung sekolah pasti punya ruang terbuka.
– Tata Krama: Tata krama merupakan budaya timur yang harus selalu dijaga dan diajarkan pada anak sejak dini baik di rumah ataupun di sekolah. Anak-anak prasekolah di Jepang juga diajarkan tata krama mulai dari ucapan? Selamat pagi dan Sampai jumpa pada guru dan teman-temannya.
– Perayaan: Prasekolah di Jepang punya festival dan acara untuk anak-anak. Salah satu acara yang cukup unik adalah market day. Anak-anak yang lebih dewasa akan berperan sebagai pedagang dan yang lebih muda menjadi pembeli.
– Kotak Makanan: Anak-anak membawa kotak bento untuk makan siang. Makanan dikemas orang tua dalam kotak plastik. Agar lebih menarik, orang tua biasanya mengemas bekal secantik mungkin seperti bentuk hewan atau kereta api.
– Ketua Kelas: Di Jepang setiap anak akan bergantian menjadi ketua kelas. Mereka bertugas mengabsen, memberi aba-aba menyanyikan lagu dan membagikan informasi ke teman sekelas.

2. Swedia
Untuk biaya pendidikan anak usia dini di Swedia disubsidi pemerintah, orang tua tidak perlu membayar biaya preschool $170 atau Rp 1,6 juta per bulan. Dan waktu anak menginjak usia 4 tahun, mereka dijamin belajar di preschool 3 jam setiap hari gratis.
– Ruang Kelas didesain untuk bisa saling interaksi. Gedung sekolah di Swedia biasanya satu lantai berwana kuning atau merah dilengkapi dengan taman bermain, indoor gym, dapur untuk masing-masing kelas dan banyak ruangan berjendela dalam dengan pintu yang saling menghubungkan.
– Belajar Alami: Warga Swedia sangat peduli lingkungan dan konservasi alam. Anak-anak tidak hanya belajar tentang alam, mereka juga belajar di luar ruangan setiap hari tidak peduli udara dingin atau salju. Sebisa mungkin taman bermain punya unsur alam seperti batu untuk dipanjat atau pohon untuk bersembunyi.
– Persamaan Hak: Salah satu program prasekolah di Swedia menghapus stereotip gender. Jangan heran kalau anda melihat anak laki-laki menata meja makan sementara anak perempuan meratakan tanah.
– Lepas Sepatu: Demi menjaga kebersihan semua orang memakai alas kaki dalam ruangan. Anak-anak bisa memakai sandal atau sepatu kets sementara guru memakai birkenstocks atau klompen.
– Makanan: Murid prasekolah makan siang di satu meja bersama dilengkapi lilin dan tidak ada sereal manis. Menu sarapan biasanya kaviar dengan mentega dan roti.
– Tradisi: Tidak heran orang Swedia terkenal mahir memijat. Terkadang murid prasekolah diajarkan cara memijat sebagai bentuk kepedulian pada orang lain.

3. Tiongkok
Pengelolaannya sangat bervariasi. Hampir semua anak yang tinggal di kota, sekolah mulai usia 3-5 tahun.
– Pemerataan: Pemerintah Tiongkok berusaha memberi akses pendidikan pada anak yang tinggal di daerah pedesaan dengan menyediakan kelas prasekolah di akhir pekan atau selama liburan.
– Pembentukan Karakter: Anak-anak diajari sekitar 200 huruf China, berhitung dengan angka di bawah 100 dan berbagai keterampilan seperti tata krama dan cara mencuci tangan. Para guru juga mengajarkan seni peran, melukis, menyanyi dan menari.
– Udara Segar: Anak menghabiskan 2-3 jam di luar ruangan setiap hari mengikuti berbagai jenis permainan.
– Makanan: Murid prasekolah di Tiongkok punya ahli gizi yang menyiapkan makanan untuk semua anak.
– Baju Seragam: Semua murid memakai pakaian seragam saat pergi kunjungan lapangan atau mengikuti kegiatan olah raga.
– Menginap: Kalau orang tua sibuk bekerja, beberapa anak tinggal di asrama prasekolah. Mereka pulang pada pertengahan dan akhir pekan.

4. Argentina
Argentina menjadikan pendidikan anak usia dini sebagai prioritas. Anak usia 5 tahun wajib sekolah. Para pendidik sedang meyakinkan orang tua kalau manfaat sekolah sudah bisa dipetik anak-anak usia 2, 3 dan 4 tahun.
– Desa VS Kota: Sebuah sekolah miskin di pedesaan akan lebih fokus pada kesehatan dan kebutuhan gizi. Sementara guru di perkotaan punya lebih banyak waktu untuk membuat koran kelas, belajar bahasa Inggris atau berkebun.
– Nyanyian Pagi: Murid memulai hari dengan mengibarkan bendera Argentina dan menyanyikan lagu tertentu dan lagu kebangsaan versi anak kebutuhan khusus.
– Seragam Keren: Siswa prasekolah negeri memakai rompi biru atau pink dengan kantong di bagian depan dan kancing di belakang. Murid prasekolah swasta memakai seragam dua potong yang kelihatan seperti setelan olah raga.
– Menu Makanan: Untuk makan siang, anak disuguhi tiga jenis makanan termasuk sup, nasi dan daging. Tidak lupa buah segar atau jeli. Anak tidak boleh makan junk food!
– Pembacaan Cerita: Anak-anak dikenalkan dengan Federico tokoh dalam serial terkenal karya Graciela Montes-penulis Argentina.
– Seni-seni: Murid prasekolah tidak hanya diberi berbagai proyek seni, mereka mempelajari karya seniman besar seperti Miro, Matisse atau Monet. Mereka diajarkan untuk menggambarkan atau melukiskan kembali dengan gaya mereka masing-masing. (berbagai/gk/dwi)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
34o
Kurs