Pemudik yang akan menggunakan transportasi bus, tahun ini diprediksikan akan menurun. Kresnayana Yahya, Enciety Bisnis Consult menyebutkan moda transportasi mudik 2014 akan bergeser, dimana 16 persen pemudik lebih memilih Kereta Api, 12 persen pesawat terbang, dan yang terendah atau paling sedikit peminat ialah angkutan bus.
Menanggapi hal tersebut, Firmansyah Mustafa, Wakil Ketua Organisasi Gabungan Angkutan Darat (Organda) mengaku tetap optimis angkutan bus masih memiliki banyak peminat. “Untuk tahun lalu kami akui kurang koordinasi dan kerjasama sehingga menimbulkan beberapa masalah seperti lonjakan penumpang dan lain sebagainya. Namun untuk tahun ini persiapan sudah matang dan akan memberikan pelayanan lebih baik lagi agar pemudik merasa nyaman dan aman,” tegas dia.
Nantinya, ia menambahkan, bila terjadi lonjakan penumpang di satu jalur, misalnya jurusan Surabaya Malang namun armada bus belum ada yang kembali, maka bus jurusan lain yang sepi penumpang akan kerahkan untuk mengambil alih dan mengangkut penumpang ke lokasi tujuan.
Kebijakan ini juga sudah dikoordinasikan dengan dinas perhubungan. Sumarsono, Kabid Angkutan Dishub dan DDLAJ Jatim membenarkan hal tersebut. Diaman aturannya, apabila ada lonjakan pemudik di satu tempat, pertama, akan melakukan penambahan frekuensi, misalnya dari 4 rate menjadi 6 rate.
Namun bila dirasa masih kurang akan menggunakan alternatif kedua yakni pengalihan trayek, dari trayek yang sepi geser ke trayek yang ramai. Ketiga, menggunakan bus cadangan dan alternatif keempat menggunakan bus pariwisata yang sebelumnya sudah bekerjasama dengan pengusaha terkait.
Soal pelayanan dan kenyamanan, Firman mengaku juga sudah diperbaiki. “Sekarang rata-rata bus jurusan manapun memakai AC dan diupayakan dalam kondisi prima siap beroperasi. Penumpang sendiri juga mulai selektif memilih, jika busnya jelek mereka tidak mau naik,” terang Firman.
Kemudian, dari sisi pengemudi, pihaknya sudah memberikan intruksi dan himbauan agar berhati-hati dan memberikan pelayanan terbaik pada penumpang. Pelatihan juga sudah diberikan oleh dinas terkait.
Sementara itu, Sumarsono menerangkan Dishub sudah memasang stiker berwarna kuning di setiap bus, agar masyarakat bisa melapor bila terjadi hal-hal seperti, kenaikan tarif, sopir ugal-ugalan, dan penumpang ditelantarkan atau tidak diturunkan pada tempatnya. “Penumpang bisa langsung melapor ke 081 230 320 700, layanan tersebut beroperasi 24 jam dan laporan akan langsung diproses,” ujarnya.
Dari laporan tersebut, pihaknya akan memanggil perusahaannya untuk ditegur agar tidak mengulangi lagi. Namun setelah selesai lebaran, bila laporan tersebut terbukti benar, awak kendaraan akan dipanggil dan mendapatkan sanksi. (ain/ipg)