Ramadhan tiba, umat muslim di seluruh dunia bersiap melakukan ibadah puasa selama satu bulan lamanya. Seiring dengan hal itu, selama satu bulan pula akan terjadi perubahan pola aktivitas seperti pola makan dan tidur.
Ninik Sutini, Fisioterapis RS Siloam mengatakan, perubahan tersebut justru akan baik buat kesehatan tubuh, asalkan dimanage dengan baik. Di antaranya seperti efisiensi energi dan istirahat yang cukup. Terkait dengan kesehatan tubuh saat berpuasa, pertanyaannya kemudian apa saja manfaat puasa terutama bagi kesehatan sistem pencernaan.
Puasa di bulan Ramadhan merupakan kesempatan untuk mengistirahatkan sistem pencernaan. “Puasa itu untuk mengistirahatkan hingga menyehatkan sistem pencernaan. Dalam setahun, 11 bulan kita terbiasa dengan pola makan tiga kali sehari untuk menjaga kesehatan dan satu bulan di Ramadhan adalah waktunya untuk mengistirahatkan alat pencernaan,” terang Hadi Wandono, Dokter Spesialis Penyakit Dalam saat dihubungi suarasurabaya.net, Sabtu (28/6/2014).
Menurutnya, makanan yang masuk ke dalam tubuh mengalami proses pencernaan kurang lebih delapan jam. Dimana empat jam diproses di dalam lambung dan empat jam di dalam usus kecil. Apabila saat puasa, makan sahur dilakukan pada pukul empat pagi, berarti pukul 12 siang alat pencernaan selesai bekerja.
Dari pukul 12 siang sampai berbuka ada jarak waktu sekitar enam jam. Selama itu, alat pencernaan mengalami istirahat total dan ini terjadi selama satu bulan. Masa ini cukup untuk membersihkan makanan yang tertimbun dalam usus besar dan mengistirahatkannya dari proses pencernaan.
Karenanya, selama bulan puasa usus besar bersih dari makanan yang bertumpuk. “Hal ini sangat bermanfaat untuk mengontrol insulin dan agar setelah puasa alat pencernaan bisa bekerja lebih baik lagi,” kata dia.
Selama istirahat itu, energi tubuh jadi lebih terarah dan itu baik untuk proses perbaikan sel-sel dan sistem tubuh yang rusak.
Selama proses pencernaan di dalam lambung, makanan berubah wujud menjadi seperti bubur dengan tingkat keasaman tertentu. Selanjutnya didalam usus kecil diproses, disaring dan diserap sampai tingkat molekular yang amat lembut, yang disebut sari-sari makanan. Setelah proses ini, sari-sari makanan yang mengandung gizi berproses menjadi darah, yang kemudian disuplai ke seluruh tubuh. (ain/ipg)