Sabtu, 23 November 2024

Jelang Ramadhan, Tak Lengkap Tanpa Ziarah Kubur Leluhur

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Tradisi ziarah kubur masih dipertahankan masyarakat. Foto: Totok suarasurabaya.net

Pemandangan di kompleks pemakaman Ngagel, Surabaya, Jumat (27/6/2014) pagi memang tidak seperti hari-hari biasanya. Keramaian dan kepadatan terlihat sejak dari luar pagar kompleks pemakaman.

“Tiap tahun kami sekeluarga menyempatkan diri, sebelum memasuki bulan suci Ramadhan, selalu berkumpul, kemudian nyekar ke makam eyang, serta leluhur kami. Kurang lengkap kalau tidak nyekar,” ujar Hasan Pambudi, 54 tahun, warga Karang Menjangan, Surabaya.

Hasan bersama keluarga, Jumat (27/6/2014) mengkhususkan diri mendatangi makam para keluarga serta kerabatnya di kompleks pemakaman Ngagel, untuk memanjatkan doa serta berkumpul menjelang Ramadhan.

“Berdoa, menyampaikan rasa syukur pada Allah SWT, di hadapan makam para leluhur kami. Ini turun temurun kami lakukan. Sekaligus ini juga sarana kami untuk berkumpul, termasuk nanti Idul Fitri,” kata Hasan Pambudi.

Di pemakaman umum Tembok, Surabaya, pemandangan yang sama juga terlihat Jumat (27/6/2014) ini. Rombongan keluarga terlihat datang memasuki kompleks pemakaman umum tersbeut kemudian berdoa bersama di hadapan makam kerabat.

“Kami datang dari Jogyakarta. Sebagian saudara dari Surabaya. Kami berkumpul mendoakan arwah para leluhur kami. Ini bagian dari ritual keluarga yang memang kami lakukan setiap jelang Ramadhan dan Idul Fitri,” tukas Bambang Dwi Setyawan, 48 tahun.

Tahun lalu, lanjut Bambang, kerabat yang ada di Hongkong, juga hadir menyempatkan diri ziarah kubur menjelang puasa Ramadhan. “Kurang lengkap kalau belum ziarah kemakam para leluhur kami,” pungkas Bambang Dwi Setyawan saat ditemui suarasurabaya.net, Jumat (27/6/2014).(tok/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
29o
Kurs