Kamis, 28 November 2024

Indonesia Bukan Sekuler

Laporan oleh Jose Asmanu
Bagikan

Perbedaan menentukan awal puasa Ramadhan kemungkinan berbeda antara Muhammadiyah dengan pemerintah dan ormas-ormas lainnya.

Muhamadiyah jauh hari telah menetapkan awal puasa pada Sabtu (28/6/2014) berdasarkan hisab. Sedangkan pemerintah baru akan menetapkan awal puasa dalam sidang Isbat di Kantor Kementrian Agama RI.

Dalam menetukan awal puasa, pemerintah akan menggunakan hisab dan rukyat. Awal puasa baru ditetapkan setelah melihat bulan sabit yang menandai pergantian bulan.

Lukman Hakim Saifuddin Menteri Agama RI mengatakan, pemerintah akan menghormati perbedaan dalam menentukan awal Ramadhan maupun hari raya Islam.

Indonesia bukan negara Islam tidak bisa memaksa kelompok masyarakat berpandangan sama dengan pemerintah.

Namun Indonesia juga bukan negara sekuler sehingga tidak peduli dan menyerahkan begitu saja persoalan agama pada masyarakat.

Kata Menteri Agama demikian pula dengan penetapan awal Ramadhan maupun hari raya perbedaan kemungkinan terjadi.

Masyarakat yang hanya berpatokan pada metode hisab dan yang berpatokan pada hisab dan rukyat, sama-sama mempunyai dasar hukum yang diyakini benar. Sebab itu perbedaan metode itu tidak perlu dipertentangkan.

Pemerintah juga terus berupaya mendekatkan perbedaan itu melalui berbagai seminar.” Kalau awal puasa ini juga ada perbedaan mari kita sikapi dengan lapang dada,” kata Menteri Agama.

Untuk menentukan awal Ramadhan 1435 H Kementerian Agama pukul 16.00 WIB menyelanggarakan sidang Isbath.

Hasil sidang Isbat ini akan dipublikasikan sekitar pukul 19.00 WIB. Pada waktu itulah masyarakat mengetahui, awal puasa jatuh hari Sabtu atau Minggu. (jos/dwi/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Kamis, 28 November 2024
26o
Kurs