Sabtu, 23 November 2024

Agar Hisab dan Rukyat Awal Puasa Bisa Bersatu

Laporan oleh Fatkhurohman Taufik
Bagikan

Agus Mustofa, ahli Astrofotografi mengatakan perbedaan dalam menentukan awal puasa sebenarnya bisa disatukan. Karenanya, Agus berharap perbedaan dalam menentukan awal bulan ini bisa segera diakhiri.

“Metode hisab (menghitung) dan rukyat (melihat) itu syari belaka, jadi jangan sampai memecah belah umat,” kata Agus yang mantan wartawan ini pada suarasurabaya.net, Jumat (27/6/2014).

Di zaman Rosulullah, kata Agus, penentuan awal puasa tidak pernah dilakukan dengan rukyat. Saat itu Rosul hanya berpedoman pada penglihatan yang dilakukan para sahabatnya. Jika sahabat melihat hilal, maka keesokan harinya sudah memasuki bulan puasa.

Sedangkan metode hisab sebenarnya baru dikenal di zaman Khalifah Umar bin Khattab. Saat itu Umar merumuskan kalender hijriah untuk pertama kalinya dengan hitungan sederhana yaitu jika ganjil maka bulan berusia 30 hari dan jika genap berusia 29 hari. Sehingga bulan ramadhan di zaman Umar selalu berusia 30 hari, tidak pernah berusia 29 hari.

Antara hisab dan rukyat inilah yang hingga kini menjadikan umat tak pernah bersatu. “Karenanya kami minta ayo disatukan, mari kita hitung dan mari kita lihat dengan rukyat,” kata Agus.

Masalahnya, rukyat memang tak bisa dilakukan sembarangan, apalagi jika posisi hilal di bawah 2 derajat, sehingga hilal tak mungkin bisa terlihat. Karenanya, Agus menawarkan teknik khusus bernama Astrofotografi, sebuah teknik yang diklaim mampu memotret hilal meskipun di bawah 2 derajat.

Dengan kemampuan ini, Agus berharap seluruh umat bisa bersatu. “Jadi ayo bareng-bareng melihat nanti kita rekam bareng-bareng dan kita jadikan patokan penentuan awal puasa dan lebaran,” ujarnya.

Sekadar diketahui, Astrofotografi merupakan sebuah cara untuk memotret sekaligus merekam penampakan benda-benda di langit dengan bantuan teleskop, kamera, mounting, GPS, filter serta inframerah. Peralatan canggih ini, sengaja didatangkan dari Prancis untuk membantu menyatukan perbedaan penentuan awal puasa di Indonesia.

Untuk penentuan awal puasa kali ini, Agus bersama timnya juga menggelar rukyatul hilal di lima titik yaitu di Banda Aceh, Yogyakarta, Semarang, Surabaya dan Malang. Agus berharap rukyatul hilal kali ini bisa memotret penampakan hilal sehingga bisa disepakati jika awal puasa mulai hari Sabtu (28/6/2014), besok. (fik)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs