Untuk kesekian kalinya, Kabupaten Lumajang berupaya untuk mempertahankan kembali Piala Wahana Tata Nugraha (WTN) yang merupakan lambang supremasi tingkat nasional di bidang penataan transportasi publik dan kelalu-lintasan. Upaya itu saat ini tengah dilakukan untuk menghadapi penilaian yang dilakukan Tim Penilai Pusat.
Dimana Tim Penilai Pusat yang dikoordinir Sigit Irfansyah, ATD, Msi dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI, Selasa (24/6/2014), tengah belusukan memotret kelayakan Kota Pisang ini untuk kembali mempertahankan Piala WTN. Sebelum turun langsung ke lapangan, Tim sempat diterima DR H Sjahrazad Masdar, MA Bupati Lumajang dan Drs H As’at Malik, Mag Wakil Bupati di Panti PKK.
Dalam kesempatan itu, Sigit Irfansyah, ATD, Msi menyampaikan, penghargaan Wahana Tata Nugraha merupakan penghargaan yang diberikan Pemerintah kepada Kabupaten/Kota yang mampu menata transportasi publik dengan baik.
Penghargaan ini diberikan setiap tahun, biasanya pada bulan April sampai Juni. “Penilaian dilakukan atas kategori kota metropolitan, kota besar, kota sedang, dan kota kecil. Dan penilaian akan dilakukan dalam berbagai aspek,” kata Sigit Irfansyah.
Karena semakin tahun penilaian WTN akan mengalami peningkatan, maka Pemkab Lumajang akan dipacu untuk memikirkan inovasi-inovasi program unggulan di bidang kelalu-lintasan. “Misalnya, dengan adannya Kawasan Tertib Lalu-Lintas (KTL), Pelopor Pelajar Keselamatan dan Area Trafic Control System (ATCS),” papar Sigit Irfansyah.
Sementara itu, As’at Malik Wabup kepada Sentral FM menyampaikan, Pemkab Lumajang optimis Piala WTN Ke-9 kalinya untuk tahun ini akan diraih kembali. Karena selama ini jajaran Dinas Perhubungan (Dishub) bersama Polres Lumajang setiap hari selalu menangani masalah kelalu-lintasan dengan serius.
“Khusus untuk wilayah Kabupaten Lumajang sebelah utara yang masih terkendala pasar tumpah, saat ini diupayakan untuk dibenahi,” kata Wabup Lumajang. Selain itu, saat ini banyak ditemui sepeda motor yang merajai kelalu-lintasan, sehingga untuk angkutan kota banyak mengalami penurunan.
“Dengan kondisi demikian, maka harus dipikirkan kembali bagaimana upaya untuk mengoptimalkan penggunaan angkutan umum. Tujuannya untuk mengurangi kepemilikan kendaraan yang menjadi indikator kemacetan. Untuk itu harus ada inovasi dan kebijakan dari daerah guna mengatasinya,” papar As’at Malik Wabup.
Sedangkan untuk rambu-rambu, ketersediaan sarana tersebut di Kabupaten Lumajang sudah memadai. Namun, ada satu hal yang harus diperhatikan tentang rambu-rambu lalu lintas. “Yaitu, rambu-rambu lalu lintas yang benar adalah apabila pada waktu malam hari bisa terlihat jelas oleh pengendara,” ungkapnya.
Secara prinsip, Pemkab Lumajang berharap Tim Penilai Pusat memotret perkembangan bidang kelalu-lintasan di Kabupaten Lumajang untuk dinilai apa adanya. Termasuk juga, Pemkab Lumajang menginginkan adanya rekomendasi untuk perbaikan di tahun-tahun berikutnya. “Selain itu, diharapkan juga ada ikon lain yang muncul di Lumajang yang patut menjadi percontohan,” pungkas Wabup As’at Malik.(her/tok)