Mengaku PSK, 81 Wanita Ditolak Dapat Uang Kompensasi Penutupan Dolly

Sebanyak 81 perempuan yang mengaku sebagai pekerja seks komersial (PSK) lokalisasi Dolly dan Jarak, terpaksa ditolak dan tak mendapatkan uang kompensasi penutupan lokalisasi itu. Penolakan dilakukan karena PSK itu belum tercantum dalam database yang dimiliki pemerintah. Mereka tak masuk dalam 1.449 PSK yang telah terdata dan dikirim ke Kementerian Sosial (Kemensos).

Data sebanyak 81 orang ini merupakan data sementara hingga Senin (23/6/2014) sore. Untuk hari ini saja setidaknya terdapat dua wanita yang mengaku PSK yang hendak mengambil dana stimulan sebesar Rp5.050.000, tapi karena identitasnya tak masuk database, mereka terpaksa ditolak.

“Kami sebenarnya tidak menolak, tapi kami hanya mendata mereka dan kami usulkan ke Kementerian Sosial. Mungkin nanti akan ada pencairan tahap selanjutnya,” kata Deddy Sosialisto, Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya.

Sementara itu, dari data yang ada hingga sore ini atau memasuki hari ke lima, setidaknya telah ada 318 PSK dan 63 Mucikari yang telah mendapatkan dana stimulan sebagai kompensasi penutupan lokalisasi. Untuk Mucikari dana yang disiapkan adalah Rp5 juta.

Tiap hari, jumlah PSK maupun Mucikari yang mengambil dana ini memang tak banyak. Rata-rata selalu kurang dari 100 orang. Pada hari Kamis atau hari pertama misalnya hanya ada 79 PSK serta 23 yang mengambil dana stimulan. Di hari Kamis itu setidaknya terdapat 4 PSK yang terpaksa ditolak karena tak masuk database.

Sedangkan di hari kedua atau hari Jumat terdapat 85 PSK, dan 6 Mucikari yang mengambil. Di hari kedua ini terdapat 18 PSK yang ditolak. Untuk hari ke-tiga atau hari Sabtu terdapat 87 PSK dan 17 Mucikari serta terdapat 44 PSK yang ditolak.

Untuk hari ke-empat atau Minggu terdapat 23 PSK, 9 Mucikari dan 13 PSK yang ditolak. “Kita akan lanjutkan proses ini hingga hari Kamis mendatang,” kata Deddy. (fik/ipg)