Semakin maju perekonomian semakin berkontribusi pada meningkatknya jenis penyakit di masyarakat.
Kondisi sangat dipengaruhi dengan gaya hidup dari manusia modern yang semakin menyumbang perubahan pola penyakit yang sering ditemui secara medis.
Anwar Santoso Pakar Kardiovaskuler dari RS Jantung Harapan Kita mengatakan, individu yang mengalami obesitas, dislipidema, hipertensi sampai diabetes melitus merupakan kombinasi gangguan medis yang meningkatkan risiko terkena penyakit kardiovaskuler (PKV).
Dikatakan Anwar dalam seminar di Surabaya, Sabtu (7/6/2014), penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia.
Menurut Anwar, dari laporan World Health Organization (WHO) disebutkan, kalau 30 persen kematian di Indonesia disebabkan PKV. “Dengan kondisi itu, maka upaya pengendalian PKV menjadi sangat penting dari sisi pengobatan atau pencegahan,” jelasnya.
Ditambahkan Anwar, WHO juga mencatat kalau 17 juta lebih orang meningggal karena PKV di tahun 2008 lalu dan diperkirakan di 2030 diperkirakan hampir 23 juta orang lebih akan meninggal karena PKV.
Anwar mengatakan, untuk mengurangi angka kematian itu, masyarakat disarankan untuk mengubah gaya hidupnya jadi lebih baik, diantaranya dengan menjalankan program diet, dengan mengonsumsi makanan yang cukup nutrisi.
“Selain itu disarankan untuk berolah raga minimal 30 menit setiap minggu, mengurangi tingkat kolesterol, menjaga tekanan darah dan tidak merokok,” ujar Anwar.
Meski sampai sekarang penyebab PKV belum diketahui dengan pasti, tapi beberapa faktor resiko yang berperan penting dengan timbulnya PKV bisa dikenali mulai dini. (tas/edy)
Teks Foto :
– Anwar Santoso Pakar Kardiovaskuler dari RS Jantung Harapan Kita.
Foto : Teguh suarasurabaya.net