Fredy Poernomo, Anggota Komisi B DPRD Jawa Timur mengatakan jika provinsi ini dalam keadaan krisis pupuk. Bahkan jika tak segera ditanggulangi, krisis ini akan semakin membesar dan menjadikan petani kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pupuk bersubsidi.
“Subsidi pupuk dari pemerintah tak optimal, padahal kebutuhan pupuk terus meningkat,” kata Fredy, Sabtu (7/6/2014). Padahal, dengan subsidi yang tak jelas, maka keberadaan pupuk bersubsidi dipastikan akan sulit ditemui. Akibatnya, harga pupuk subsidipun akan meningkat dan sulit dicari.
Untuk mensiasati kelangkaan pupuk bersubsidi ini, pemerintah Jawa Timur sebenarnya telah menyumbangkan alat bantu membuat pupuk organik. Sayang lemahnya pengawasan di lapangan menjadikan alat bantu hanya dimanfaatkan oleh segelintir petani.
“Padahal alat bantu pupuk itu, diberikan pada kelompok tani, bukan pada personal petani,” ujar politisi dari Partai Golkar ini.
Sekadar diketahui, persediaan pupuk untuk bulan Juli hingga Desember 2014 memang mulai menipis. Ini karena subsidi yang diberikan pemerintah pusat memang terbatas sehingga menjadikan jatah pupuk subsidi bulan Juli hingga Desember sebagian sudah digunakan untuk awal tahun. (fik)