Prajurit Korps Marinir TNI AL melabrak ‘negara musuh’ dengan menggunakan kendaraan lapis baja (tank amfibi) di pantai Banongan, Situbondo, Jawa Timur, dalam rangkaian Latgab TNI 2014, Rabu, (4/06/2014).
Operasi amfibi itu merupakan acara puncak Latihan Gabungan TNI tahun 2014 yang disaksikan oleh Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prof. Ir. Purnomo Yusgiantoro MSc., MA., Ph.D., Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Budiman, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Dr. Marsetio, Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, serta para pejabat militer maupun sipil.
Dari menara tinjau yang berada di bibir pantai Banongan, Menhan, Panglima TNI, Kasal, beserta rombongan lainnya, menyaksikan langsung proses pendaratan Amfibi oleh pasukan pendarat dalam hal ini prajurit-prajurit Korps Marinir TNI Angkatan Laut dalam melaksanakan Operasi Amfibi.
Sebelum Operasi Amfibi yang dilaksanakan pada hari “H” jam “J” yang ditandai dengan gelombang pertama mendarat dengan menembur pantai, terlebih dahulu dilaksanakan proses Bantuan Tembakan Kapal (BTK) untuk menghancurkan kedudukan musuh di pantai pendaratan yang dapat menggagalkan pelaksanaan Operasi Amfibi.
Gelombang-gelombang pendaratan mulai diluncurkan dari KRI-KRI pengangkut pasukan pendarat Amfibi, dimulai dengan mendaratkan satu Kompi Tank Amfibi selanjutnya bergerak taktis menggempur kekuatan musuh di pantai.
Gelombang 2 terdiri dari Kompi Kendaraan Pendarat Amfibi (Ranratfib) mengangkut pasukan untuk menyerang maju bersama Kompi Tank dengan Kerja Sama Infanteri Tank (KSIT) untuk menduduki sasaran-sasaran yang telah direncanakan sebelumnya.
Gelombang 3 dari unsur Ranratfib mendarat untuk membantu pasukan yang lebih dulu mendarat dan menghancurkan kedudukan musuh yang masih berada disekitar pantai.
Pendaratan berikutnya adalah gelombang 4, terdiri dari 2 unit Landing Craft Unit (LCU) dan 6 unit Kendaraan Amfibi Pengangkut Artileri (KAPA) dengan unsur artileri medan yang terdiri dari 2 pucuk Roket Multi Laras (RM) 70-Grad dan meriam Howitzer 105 milimeter, setelah mendarat akan menempati titik steling penembakan sesuai koordinat yang telah direncanakan, selanjutnya akan memberikan tembakan artileri medan terhadap sasaran-sasaran musuh.
Gelombang atas panggilan mendarat dengan unsur KAPA yang mengangkut 4 unit Howitzer 105 mm. Setelah mendarat selanjutnya menuju stelling penembakan sesuai dengan koordinat yang telah ditentukan. Setelah Howitzer masuk stelling penembakan, gelombang atas panggilan berikutnya mendarat dengan menggunakan LCU yang mengangkut 2 unit RM- 70 Grad setelah mendarat kemudian menuju stelling penembakan yang telah direncanakan.
Selanjutnya 3 unit Helikopter pengangkut prajurit-prajurit melaksanakan lintas Heli ke sasaran yang bertujuan untuk merebut dan menduduki sasaran yang dapat mempengaruhi dan menentukan dalam pelaksanaan perebutan tumpuan pantai pada operasi amfibi.
Kemudian 2 unit Roket Multi Laras (RM) 70 Grad dan 3 pucuk meriam Howitzer kaliber 105 mm yang telah masuk steling akan melaksanakan penembakan secara berturut-turut yaitu : pertama, tembak tinjau sebanyak 4 butir akan diberikan oleh RM 70 Grad dan 4 butir dari meriam Howitzer 105 mm. Kedua, penembakan pelaksanaan sebanyak 76 butir dari RM 70 Grad dan 30 butir dari meriam Howitzer 105 mm. Untuk menuntaskan serbuan akan diberikan penembakan salvo terhadap sasaran sebanyak 40 butir oleh 2 unit RM 70 Grad.
Pada Latgab TNI kali ini, TNI Angkatan Laut mengerahkan 33 unsur KRI, terdiri dari 2 kapal markas, satu kapal selam, 8 KRI yang tergabung dalam Komando Tugas Gabungan Amfibi (Kogasgabfib), dan 22 unsur KRI yang tergabung dalam Komando Tugas Gabungan Laut (Kogasgabla). Selain unsur kapal perang, TNI Angkatan Laut juga menerjunkan unsur pesawat udara dari Puspenerbal yang terdiri dari 3 (tiga) Heli Bell yaitu HU-419, HU-410, HU-417, satu unit Bo-105 yaitu NV-411, satu Casa U-617, serta satu Angkutan Udara VIP CN 235 P-860.
Selain itu, mengutip siaran pers yang diterima suarasurabaya.net, Rabu (4/6/2014), TNI Angkatan Laut juga menerjunkan ribuan prajurit Korps Marinir TNI AL beserta material tempur Koprs Marinir yang diikutkan pada latihan terbesar TNI di tahun 2014 ini. Material tempur Marinir tersebut antara lain: 7 unit LVT-7A, 8 unit BMP-3F, 9 unit Tank PT-76, 13 unit BTR-50 P, 11 unit BTR-50 PK, 6 unit Kapa-61, 8 pucuk Roket Multilaras RM-70 Grad, dan 8 pucuk Howitzer 105 mm.(tok/rst)
Foto: Dinas Penerangan Angkatan Laut