Kepastian ditutup atau tidaknya Lokalisasi Dolly, masih harus menunggu sikap Walikota Surabaya.
Whisnu Sakti Buana Wawali Surabaya mengatakan ini, sesudah Rapat Paripurna di DPRD Surabaya, Senin (2/6/2014).
Menurut Whisnu, dia tidak bisa berkomentar lagi soal rencana penutupan Dolly dan Jarak yang akan dilakukan Pemkot Surabaya, 19 Juni mendatang. “Saya sudah melaporkan semua hasil pertemuan dengan warga di sekitar Dolly pada Walikota, jadi sekarang saya hanya bisa menunggu hasilnya,” jelas Whisnu.
Dari beberapa kali bertemu warga, Whisnu sudah berusaha meyakinkan warga, kalau Dolly dan sekitarnya ditutup, Pemkot Surabaya akan menjamin pendapatan warga, tapi tetap saja warga menolak usulan itu.
Dengan kondisi yang ada di masyarakat, Whisnu memastikan belum tahu pasti, soal batas waktu yang sudah ditetapkan Walikota akan berubah atau tidak.
Sementara sebelumnya Tri Rismaharini Walikota Surabaya memastikan, kalau tidak ada perubahan jadwal penutupan Lokalisasi Dolly dan sekitarnya. “Semuanya sudah siap dan tidak ada yang diundur,” jelas Risma.
Sikap Walikota Surabaya yang tetap akan menutup Lokalisasi Dolly dan sekitarnya, 19 Juni mendatang, ditentang keras warga yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Bersatu (GRB) dan Front Pekerja Lokalisasi (FPL).
Dalam aksinya beberapa waktu lalu, warga menyatakan akan melawan, kalau Pemkot Surabaya tetap akan menutup Dolly dan sekitarnya. “Kita tidak pernah diajak bicara dan di beri sosialisasi tentang rencana penutupan Dolly dan sekitranya,” tegas Suyitno Ketua Umum FPL. (tas/ipg)
Teks Foto :
– Aksi warga di sekitar Lokalisasi Dolly dan Jarak beberapa waktu lalu.
Foto : Dok. suarasurabaya.net