Pemkot Surabaya memastikan tidak akan merubah jadwal penutupan Lokalisasi Dolly dan sekitarnya, 19 Juni mendatang.
Kepastian ini disampaikan Tri Rismaharini Walikota Surabaya saat ditanya mengenai jadwal pelaksanaan penutupan Dolly dan Jarak, Sabtu (31/5/2014).
Menurut Risma, semua sudah siap dan tidak perlu ada penundaan lagi. “Kita sudah siap untuk itu, jadi gak akan molor,” tegasnya.
Sementara itu, Suyitno Ketua Umum Front Pekerja Lokalisasi (FPL) mengatakan, dia dan lembaganya akan tetap menolak rencana penutupan lokalisasi yang akan dilakukan Pemkot Surabaya, 19 Juni mendatang.
“Apapun alasannya, kami tetap akan menolak rencana Pemkot Surabaya, karena penutupan lokalisasi Dolly dan Jarak tidak diawali dengan sosialisasi ke warga di sekitar lokalisasi,” ujar Suyitno.
Selain itu, lembaganya juga akan melaporkan Walikota Surabaya ke Komnas HAM, dan Lembaga HAM Internasional, kalau Dolly dan Jarak tetap ditutup. “Langkah itu akan kami tempuh, karena akan mematikan pendapatan kami dan penghidupan kami, sebagai warga yang bekerja di sekitar lokalisasi,” tegasnya.
Beberapa waktu lalu, ratusan warga, pekerja seks komersial dan mucikari di Kawasan Lokalisasi Dolly dan Jarak sempat melakukan aksi di Kantor Kelurahan Putat Jaya dan menggelar aksi di Balai Keamanan RW XI Kelurahan Putat Jaya, menolak rencana penutupan Dolly dan Jarak. (tas/wak)
Teks Foto :
– Warga tergabung dalam Front Pekerja Lokalisasi (FPL) dan Gerakan Rakyat Bersatu (GRB) menolak penutupan Lokalisasi Dolly dan Jarak, beberapa waktu lalu.
Foto : Teguh suarasurabaya.net