Jumat, 22 November 2024

OTT Impor Bawang, Membuktikan Kebijakan Impor Masih Beri Ruang Pemburu Rente

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Fadli Zon Wakil Ketua DPR RI saat di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (8/8/2019). Foto: Faiz suarasurabaya.net

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap 11 orang dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) pukul 21.30 WIB, Rabu (7/8/2019). Dari 11 yang terkena OTT, diantaranya ada orang kepercayaan anggota DPR dan pengusaha. Mereka terkena OTT terkait dugaan suap impor bawang putih.

Fadli Zon Wakil Ketua DPR RI Fraksi Partai Gerindra mengaku masih menunggu keterangan resmi dari KPK apakah ada anggota DPR yang terlibat dalam kasus tersebut.

“Nanti kita tunggu perkembangannya, sampai sejauh mana yang terjadi setelah nanti ada keterangan resmi dari KPK,” ujar Fadli di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (8/8/2019).

Fadli belum mendapat informasi langsung soal OTT yang melibatkan orang kepercayaan anggota DPR RI. Dia baru membaca dari media soal OTT ini.

“Saya belum tahu, baru dari berita saja,” jelasnya.

Menurut Fadli, impor-impor ini banyak masalah karena dalam setiap impor seringkali terjadi perburuan rente terkait dengan harga yang disparitasnya cukup tinggi.

Para pemburu rente inilah, kata Fadli, yang merugikan para petani, khususnya petani bawang.

“Menurut saya, ini yang sebenarnya sangat kita sayangkan. impor bawang sendiri kan memukul petani bawang. Apalagi di saat panen. Impor beras juga memukul petani beras, gula, jagung juga demikian,” tegasnya.

Jadi, kata Fadli, pemerintah harus lebih konsisten karena kebijakan impor itu sangat tinggi moral hazardnya, dan ini menurut dia, memang ada orang-orang pemburu rente disini. Karena kalau pedagang sangat wajar mendapatkan untung tetapi jangan kemudian mengorbankan para petani.

“Jadi dari sisi policy (kebijakan) saja pemerintah memberi ruang kepada impor bawang ini dan indikasinya seperti sekarang ini,” pungkas Fadli.(faz/tin/ipg)

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs