Sabtu, 23 November 2024

Walikota Tetap Optimis Tutup Dolly

Laporan oleh Teguh Ardi Srianto
Bagikan

Walikota Surabaya tetap optimis bisa menutup Dolly sesuai dengan target yang sudah ditetapkan, 19 Juni mendatang.

Optimisme ini disampaikan Tri Rismaharini Walikota Surabaya, sesudah ditanya beberapa jurnalis, tentang rencana dan tindaklanjut rencana penutupan Lokalisasi Dolly dan sekitarnya yang sempat diprotes dan didemo warga dan pengelola beberapa wisma di Dolly dan sekitarnya.

Menurut Risma, niatnya untuk menutup Dolly, tidak akan mundur meski dapat penolakan dari beberapa pihak yang berkepentingan di sekitar Dolly.

“Penolakan itu wajar, waktu menutup Sememi dan Bangunsari juga sempat ditolak warga, mucikari dan PSK tapi penutupan tetap berlangsung lancar,” ujarnya, Jumat (23/5/2014).

Dikatakan Risma, kekhawatiran akan kehilangan penghasilan kalau Dolly dan sekitarnya ditutup itu tidak beralasan.

“Sejumlah warga dan PSK yang tempatnya ditutup, juga sudah dapat penghasilan lainnya,” jelas Risma. Untuk itu, pemkot terus mendata jumlah warga yang terdampak dengan penutupan Dolly dan sekitarnya.

Dukungan penutupan Dolly juga disampaikan Mochammad Machmud Ketua DPRD Surabaya. Menurut Machmud, sudah tidak ada alasan lagi untuk menutup Dolly.

“Dewan akan mendukung sepenuhnya penutupan Dolly dan tidak akan berubah sikap, sesuai dengan target yang disampaikan Walikota Surabaya sebelumnya, 19 Juni mendatang,” tegas Machmud.

Machmud mengatakan, kalau memang di tanggal yang ditargetkan ternyata Pemkot Surabaya tidak mampu menutup Lokalisasi Dolly, maka itu terserah Walikota, karena dewan hanya berpedoman dengan apa yang disampaikan Walikota Surabaya sebelumnya.

Sementara sebelumnya Whisnu sakti Buana Wakil Walikota Surabaya yang langsung turun ke Lokalisasi Dolly dan sekitarnya untuk bertemu warga beberapa kali mengatakan, warga memang paham dengan maksud Pemkot Surabaya menutup Dolly dan sekitarnya, tapi ada juga yang memang tidak setuju dengan rencana itu. Bahkan ada warga yang terang-terangan menolak rencana penutupan Lokalisasi Dolly, karena jaminan dari Pemkot Surabaya dinilai tidak jelas dan besarannya tidak sesuai dengan pendapatan mereka sekarang.

Dengan temuan yang ada di lokasi, Whisnu tidak mengambil sikap dan keputusan apapun, karena semua akan dilaporkan ke Walikota Surabaya. Dalam beberapa kali pertemuan dengan warga, ternyata Whisnu menemukan adanya beberapa laporan palsu yang diberikan birokrat di Kecamatan Sawahan pada Walikota Surabaya. “Diantara laporan yang disampaikan ke Walikota, tentang kesiapan dan kesediaan warga untuk menutup lokalisasi, selain itu banyak warga yang belum disosialisasi dengan benar tentang rencana penutupan Dolly dan sekitarnya,” ujar Whisnu.

Kata Whisnu, dampak dari laporan yang tidak benar ke Walikota itu, membuat Walikota berkesimpulan kalau warga Dolly dan sekitarnya sudah siap ditutup 19 Juni mendatang.

“Jadi kondisi di lapangan ternyata jauh berbeda dengan laporan yang masuk ke Walikota, ini sangat disayangkan,” tutur Whisnu.

Selain itu, Whisnu juga menyayangkan banyaknya anggota DPRD Surabaya yang terkesan diam dan tidak mau turun langsung melihat kondisi yang ada di Dolly dan sekitarnya. “Mereka hanya teriak-teriak di DPRD, tapi tidak tahu kondisi sebenarnya yan ada di lokalisasi Dolly dan sekitarnya, ini sangat disayangkan kalau mereka mengaku sebagai wakil rakyat,” ungkap Whisnu Sakti Buana Wawali Surabaya yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya. (tas/ipg)

Teks Foto :
– Whisnu sakti Buana Wakil Walikota Surabaya waktu bertemu warga, mucikari dan psk di Dolly, Rabu (21/5/2014).
Foto : Dok. suarasurabaya.net

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs