Sabtu, 23 November 2024

Pemerintah Dorong Peningkatan BSM 2014

Laporan oleh Teguh Ardi Srianto
Bagikan

Pemerintah terus mendorong peningkatan penerima Bantuan Siswa Miskin (BSM) di 2014 lewat Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementrian Agama (Kemenag).

Selain itu, pemerintah juga melibatkan Sekretariat Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) untuk mendorong tingkat penerimaan Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) dengan menggunakan Kartu Perlindungan Sosial  (KPS).

Dyah Larasati  Tim TNP2K mengatakan, kalau sampai sekarang masih banyak siswa  yang belum mendaftarkan KPS yang dimiliki, maka mereka bisa segera mendaftarkan KPS-nya ke masing-masing sekolah. “KPS yang dimiliki para siswa itu tetap berlaku di 2014 dan bisa digunakan untuk mengambil BSM di bank secara langsung,” ujar Dyah, Selasa (20/5/2014).

Ditambahkan Dyah, program BSM merupakan bantuan uang tunai yang langsung diberikan pada keluarga sasaran yang memiliki anak usia sekolah, untuk meringankan beban mereka dalam memenuhi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan.  “BSM merupakan upaya pemerintah untuk memberirkan dukungan bagi anak-anak keluarga miskin dan keluarga yang berisiko jatuh miskin untuk memperoleh akses terhadap pendidikan,” jelas Dyah.

Untuk mengurangi dampak pengurangan subsidi BBM di 2013 dan dilanjutan 2014, pemerintah lewat Kemendikbud dan Kemenag  akan melaksanakan Program BSM yang akan menjangkau 11,2 juta anak usia sekolah dari keluarga miskin dan rentan yang terdaftar di SD, SMP, SMA-SMK, MI, MTs dan MA. “Program ini tujuannya mendukung Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun (wajar dikdas),” papar Dyah.

Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K)  memastikan, dengan adanya KPS, pemerintah berusaha memperbaiki penetapan sasaran program-program perlindungan sosial agar lebih terarah dan tepat sasaran.  “Sampai sekarang penggunaan BSM itu harus digunakan untuk biaya-biaya penunjang pendidikan, meski bisa saja digunakan untuk keperluan lain. Tapi orang tua sudah diberikan sosialisasi, agar BSM tepat sasaran dan tidak disalahgunakan untuk kebutuhan yang konsumtif,” ungkap Dyah.

Selain itu, pemberian BSM tidak menjamin siswa tidak drop out (DO) dari sekolah, karena ada beberapa faktor lain yang sebenarnya juga mengakibatkan anak putus sekolah. “BSM diberikan tidak berdasar prestasi, tapi lebih pada upaya meningkatkan kemauan anak untuk sekolah,” kata Dyah Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). (tas/rst)

Teks Foto :
– Dyah Larasati Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).
Foto : Teguh suarasurabaya.net

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs