Sabtu, 23 November 2024

Peluang Media Lokal di Tengah Perubahan

Laporan oleh Fatkhurohman Taufik
Bagikan

Peluang media lokal ternyata masih cukup menjanjikan, bahkan jika dikelola dengan baik banyak media lokal yang kini telah menasional. Ini setidaknya kesimpulan dari seminar bertema “Media Lokal Menantang Perubahan” yang digelar di area Festival Media 2014 di JX International, Surabaya, Jumat (16/5/2014).

Seminar kali ini, menghadirkan empat narasumber yaitu Errol Jonathans, Direktur Utama Suara Surabaya Media, lantas Sapto Anggoro, CEO Kapanlagi Networking; Islaminur Pempasa, Pemimpin Redaksi Pikiran Rakyat; serta Dwi Eko Lokononto, Pemimpin Redaksi Beritajatim.com.

Sapto Anggoro, CEO Kapanlagi Networking mengatakan, Kapanlagi yang saat ini memiliki lusinan media online ternyata dikelola dari sebuah kantor yang ada di Malang.

Meski dikelola dari Malang, tapi seluruh informasi merupakan informasi nasional yang bersumber dari Jakarta. Karenanya Kapanlagi Networking, meski dikelola dari Malang tetap menerjunkan beberapa jurnalisnya di Jakarta, tapi kantor pusatnya tetaplah di Malang.

“Kriteria media lokal atau nasional saat ini sebenarnya sudah tidak pas lagi, apalagi banyak media yang dari daerah kini juga sudah menasional. Kalaupun kantornya tetap di daerah sebagian informasinya sebagian besar juga menginformasikan berita nasional,” kata Sapto.

Sementara itu, Errol Jonathans, Direktur Utama Suara Surabaya Media mengatakan, untuk memperkuat media lokal, konfergensi media merupakan salah satu langkah yang harus dilakukan.

“Suara Surabaya tetap eksis karena kini tak sebatas choice, Suara Surabaya kini terus mengembangkan integrasi menjadi radio bergambar juga radio yang memakai teks,” kata Errol. Bahkan konfergensi di Suara Surabaya telah dilakukan sejak 1999 silam.

Errol mengatakan, media akan tetap eksis jika tetap mampu mempertahankan ciri khasnya. Radio misalnya, harus tetap mengedepankan ciri khasnya sebagai media yang menjual imajinasi.

“Radio akan rugi jika berubah jadi televiswi. Radio tidak bisa ditelevisikan. Dulu ada serial Saur Sepuh yang cukup menarik tapi setelah di televisikan malah tidak menarik,” kata Errol.

Hal yang sama dikatakan Islaminur Pempasa, Pemimpin Redaksi Pikiran Rakyat. Menurut dia, media lokal memiliki beberapa keungguan dibandingkan media yang berkantor di Jakarta.

Kedekatan dengan pembaca di daerah, menjadikan media lokal seperti Pikiran Rakyat, hingga kini masih terus eksis di Jawa Barat.

Media lokal, menurut dia, bisa tetap eksis karena tak sekadar memberitakan komunitas, melainkan bagaimana media lokal ini menjelma sebagai komunitas itu sendiri.

Sedangkan Dwi Eko Lokononto, Pemimpin Redaksi Beritajatim.com mengatakan memang tak mudah untuk merintis media lokal. “Kepercayaan adalah kunci utama, jika kita membangun kepercayaan sejak awal maka pembaca akan berdatangan,” kata dia.(fik/ipg)

Teks Foto :
– Empat narasumber yaitu Errol Jonathans, Direktur Utama Suara Surabaya Media, lantas Sapto Anggoro, CEO Kapanlagi Networking; Islaminur Pempasa, Pemimpin Redaksi Pikiran Rakyat; serta Dwi Eko Lokononto, Pemimpin Redaksi Beritajatim.com.
Foto: Taufik suarasurabaya.net

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
31o
Kurs