Jawa Timur optimis bisa memenuhi kebutuhan batik nasional sampai 50 persen di akhir 2017 mendatang.
Optimisme ini disampaikan Soekarwo Gubernur Jawa Timur, waktu membuka Pameran Batik, Bordir dan Assesoris, di Grand City, Rabu (14/5/2014).
Menurut Soekarwo, untuk mencapai target itu, Pemprov Jawa Timur sudah melakukan beberapa upaya, diantaranya dengan mendukung pembangunan infrastruktur yang menunjang kegiatan transaksi batik di dalam dan luar negeri.
“Diantara infrastruktur yang terus dibangun untuk mendukung target pemenuhan kebutuhan batik tingkat nasional dengan membangun fasilitas baru di bandara dan pelabuhan. Dengan cara itu diharapkan distribusi batik ke beberapa wilayah di luar Jatim bisa meningkat,” jelas Soekarwo.
Selain infrastruktur yang terus dibangun, Soekarwo memastikan, kalau dukungan sumber daya manusia, khususnya perajin batik di Jawa Timur, sangat luar biasa. “Mereka itu jagoan semua kalau soal batik,” papar Pakde Karwo.
Sementara untuk memenuhi kebutuhan pembatik yang masih kurang di Jawa Timur, beberapa upaya terus dilakukan, diantaranya dengan melatih dan memberikan dukungan kegiatan usaha pada mereka.
Soekarwo GUbernur Jawa Timur juga mengingatkan pada para perajin dan pengusaha batik di Jawa Timur, kalau potensi pasar batik di dunia masih sangat besar. Dicontohkan Karwo, waktu dia berkunjung ke beberapa negara lain yang belum mengenal batik, dia sempat dikagumi beberapa kepala daerah karena menggunakan batik.
“Waktu zaman Pak Harto dulu, batik itu sudah dipakai untuk ke kondangan sebagai pengganti jas, jadi orang sekarang kalau ke kondangan bisa saja pakai batik dari pada pakai jas yang sumuk,” kelakarnya. (tas/dwi)
Teks Foto :
– Soekarwo Gubernur Jawa Timur, waktu membuka pameran batik di Grand City, Rabu (14/5/2014).
Foto : Teguh suarasurabaya.net